Gorontalo, mimoza.tv – Dua wakil rakyat DPRD Kota Gorontalo nyaris baku pukul saat rapat gabungan Komisi DPRD Kota Gorontalo dengan Badan Kepegawaian Pendidikan Dan Penelitian (BKPP) Kota Gorontalo pada hari Senin (19/11/2018).
Dua anggota dewan, masing-masing Haris Nusi dan Darmawan Duming terlibat pertikaian lantaran keduanya saling kritik.
Rapat yang di pimpin Wakil Ketua DPRD Kota Gorontalo Erman Latjengke tersebut awalnya berjalan lancer. Erman terlebuh dahulu membacakan susunan dan tata tertib rapat, mulai dari pengantar pimpinan, penjelasan dari pihak Pemkot, tanggapan dan saran dari anggota DPRD, dan berakhir pada kesimpulan.
Saat Iksan Hakim selaku Kepala BKPP Kota Gorontalo memberikan penjelasannya, di saat yang bersamaan pula, muncul interupsi dari Ketua Komisi B DPRD Kota Gorontalo Ariston Tilamelo. Interupsi Ariston ini, ternyata mendapat tanggapan juga dari Anggota Legislatif (Aleg) Komisi A, Darmawan Duming. Duming meminta bahwa untuk sesi tanggapan dan saran dari anggota dewan itu ada waktunya. Tanggapan Duming ini pun tak bisa diterima oleh setiap anggota dewan. Termasuk Ketua komisi C Haris Nusi.
Saat masuk tanggapan dan saran dari Aleg, pimpinan raoat terlebih dahulu mempersilahkan Komisi A untuk memberikan saran. Duming pun langsung berbicara. Namun ketika sedang berbicara memberikan tanggapan, Hais Nusi pun langsung memotongnya.
Alasan Hais Nusi adalah, biarlah yang terlebih dahulu berbicara itu Ketua Komisi A, karena hal tersebut merupakan bagian dari etika yang selama ini di junjung tinggi oleh DPRD Kota Gorontalo.
Tak terima dengan kritikan Hais Nusi, Duming pun membalas kritikan Hais. Adu mulut pun tak terelakan. Hais yang terlihat lebih emosional, mengambil ancang-ancang mendatangi dan mau menyerang Duming. Untungnya aksi Hais ini berhasil direlai oleh anggota dewan lainnya.
Kepada sejumlah awak media Duming mengungkapkan, apa yang dia ungkapkan dalam rapat tersebut ia lakukan tak lain untuk menjalankan mekanisme rapat saja.
“Saya hadir tepat waktu, rapat yang semestinya dimulai pukul sembilan pagi, akan tetapi molor dan baru mulai jelang siang hari. Yang berikutnya, apa yang saya sampaikan itu, sudah sesuai mekanisme. Dan setelah saya berbicara, saya langsung di potong,” jelas Duming.
Menurut dia, hal ini merupakan dinamika dan proses demokrasi. Hanya tinggal bagaimana masing-masing menyikapinya. Setiap anggota DPRD punya hak dan kewajiban yang sama, punya gaji yang sama. Tidak ada yang berdiri lebih tinggi, tidak ada juga yang duduk lebih rendah.
“Saya memilih walk out atau keluar dari ruang sidang, menjaga agar tidak terjadi kegaduhan,” tutur Duming.
Hais Nusi juga ketika dikonfirmasi mengungkapkan, dalam DPRD, jika tidak mau di kritik,jangan melakukan kritik.
“Beliau mengkritik ketua fraksinya sendiri. Tapi giliran Komisi A ya g diberikan kesempatan mengemukakan pandangan, maka saya mengkritiknya, dengan alasan ketua Komisi A yang haris didahulukan. Namun anda lihat sendiri, dia (Duming) tidak terima. Dan inilah dinamika yang terjadi di DPRD Kota Gorontalo,” tandasnya.
[youtube_channel resource=0 cache=300 fetch=10 num=1 ratio=3 responsive=1 width=306 display=thumbnail thumb_quality=hqdefault norel=1 nobrand=1 showtitle=none titletag=h3 desclen=0 noanno=1 noinfo=1 link_to=none goto_txt=”Visit our YouTube channel” class=https://www.youtube.com/watch?v=7naDyTSNdks]