Gorontalo, mimoza.tv – Upaya pencarian perangkat rekaman suara kokpit (Cockpit Voice Recorder) Lion Air JT 610 yang jatuh di Laut Jawa pada Oktober 2018 lalu telah membuahkan hasil. Mengutip kantor berita Associated Press yang melaporkan keterangan pejabat Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman, Senin (14/1/2019).
Ridwan Djamaluddin, Deputi Infrastruktur Kemenko Maritim, mengatakan kepada para wartawan bahwa Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) yang menyelidiki kecelakaan yang menewaskan 189 orang itu telah memberitahu kementeriannya mengenai temuan itu.
“Kami menerima konfirmasi pagi ini dari kepala Komite Nasional Keselamatan Transportasi,” katanya.Sisa-sisa jenazah manusia juga ditemukan di dasar laut, kata Djamaluddin.
Jet Boeing 737 MAX 8 yang berusia dua bulan itu jatuh ke Laut Jawa hanya beberapa menit setelah lepas landas dari Jakarta pada 29 Oktober, menewaskan seluruh penumpangnya.
Rekaman data kokpit ditemukan dalam beberapa hari dan menunjukkan bahwa indikator kecepatan udara jet itu rusak dalam empat penerbangan terakhirnya.
Apabila rekaman suaranya tidak rusak, bisa memberikan informasi tambahan berharga bagi para penyelidik.
Kecelakaan Lion Air itu adalah kecelakaan pesawat terburuk di Indonesia sejak 1997, ketika 234 orang tewas dalam sebuah penerbangan Garuda dekat Medan. Pada Desember 2014, sebuah penerbangan Air Asia dari Surabaya ke Singapura jatuh di laut, menewaskan seluruh 162 orang di dalamnya.
Lion Air adalah salah satu maskapai termuda Indonesia tapi berkembang pesat, terbang ke puluhan destinasi domestik dan internasional. (vm/luk)