Gorontalo, mimoza.tv -Indonesia termasuk negara dengan daerah endemis penyakit Japanese Enchepalitis (JE). Babi, sapi, kelelawar dan burung-burung air merupakan inang utama untuk perkembangan virus JE, sedangkan manusia merupakan inang terakhir.
“Penyebab JE salah satunya kelelawar, nyamuk, reservoar atau pembawanya itu seperti babi atau unggas yang hidup biasanya di tempat kotor,” kata Vensya Sitohang, Direktur Surveilans dan Karantina Kesehatan Kemenkes, dilansir dari Detik.com
Di Indonesia sendiri, daerah yang tercatat memiliki jumlah kasus JE terbanyak adalah Provinsi Bali yang menempati urutan pertama, disusul dengan Kota Manado, Sulawesi Utara.
“Selama ini, kita di Indonesia dalam hal ini Kementerian Kesehatan baru memotret penyakit ini dari beberapa arah karena memang selama ini kasus yang ada kita temukan di Bali, ranking keduanya itu di Manado,” tambahnya.
Langkah selanjutnya akan dilakukan evaluasi dan intervensi untuk mencegah penularan penyakit ini ke daerah lain.
“Untuk intervensi penyakit ini kita lakukan vaksinasi yang diintroduksi di Bali ini dengan hasil yang cukup bagus. Kita intervensi dengan imunisasi,” lanjutnya.
Imunisasi JE mulai dari usia 9 bulan hingga 15 tahun. Target awalnya 962.810 dengan capaian 979.953 yang menunjukkan cakupan lebih dari 100 persen.
“Harapannya itu mencegah di awal jadi tidak sampai pada kecacatan fisik. Kematian ada, tapi yang ditakutkan adalah cacatnya,” pungkasnya.(luk)