Gorontalo, mimoza.tv – Bulan Oktober tahun 2017 lalu, Divisi Siber beareskrim Mabes Polri berhasil mengungkap sindikat kasus penyebaran kebencian terkait SARA. Pelaku yang ditangkap waktu itu hanyalah tiga dari 800 ribu orang yang menjalankan bisnis ‘bisnis’ ujaran kebencian dengan menerima pesanan dari berbagai pihak.
Terkait Saracen juga, beberapa hari yang lalu, manajemen Facebook menutup akun Permadi Arya alias Abu Janda, lantaran diduga sebagai bagian dari grup penyebar hoax tersebut.
Seperti dilansir dari Tirto.id, nilai orderan dari bisnis ini mulai dari Rp 75 juta, sampai dengan 100 juta. Kelompok ini menamai diri mereka Saracen, sebutan untuk penganut islam di abad pertengahan.
Lalu apa dan bagaimana Saracen itu?. Tercatat dalam Ensiklopedia Britannica, Saracen merupakan sebutan bagi muslim, baik orang Arab maupun orang Turki yang tinggal di semenanjung Sinai. Istilah Saracen kemudian digunakan untuk menyebut semua orang Arab pada abad-abad berikutnya. Bahkan setelah pembentukan kekalifahan, Binzatium dan tentara salib, nama tersebut menyebar ke Eropa barat, dan bertahan hingga zaman moderen.
Menurut Defender Of jerusalem, orang Saracen yang disebut sebagai musuh tentara salib, bukan hanya terdiri dari oraang Arab dan Turki saja. Karateristik yang paling menonjol namun sering terlupakan dari tentara Saracen adalah keragaman etnis mereka. Istilah Saracen berarti orang Timur, dan secara kolektif menunjuk lawan-lawan muslim dari tentara salib.
Di laman Wikipedia.org juga menjelaskan, Saracen merupakan sindikat penyedia jasa konten kebencian berdasarkan Suku, Agama, Ras dan antargolongan (SARA) dan memiliki keahlian untuk mencaplok akun media sosial, hingga membaca situasi pemberitaan yang beroperasi di Indonesia.
Kata Saracen berasal dari bahasa Yunani, yang diduga berasal dari bahasa Arab Syarqiyyin atau orang-orang timur. Istilah ini muncul pada zaman klasik dan sampai abad ke 3 Masehi digunakan untuk menyebut suku-suku yang tinggal di Semenanjung Sinai atau orang-orang yang tinggal di kawasan gurun di Provinsi Romawi Petrea dan sekitarnya, yaitu di timur laut Jazirah Arab dan utara Semenanjung Sinai, dan mereka berbeda dari orang Arab.
Dalam keterangan lain,pada awal periode Masehi, istilah Saracen dalam bahasa Yunani dan Latin merujuk kepada orang yang tinggal di pedalaman gurun di sekitar Arabia Petrea, mereka dibedakan secara khusus dari orang Arab. Pada masa-masa berikutnya, orang-orang Kristen Romawi memperluas penggunaan ini untuk menyebut suku-suku lain yang tinggal di Arabia. Setelah berkembangnya agama Islam, terutama pada masa perang salib, istilah ini digunakan terhada bangsa Arab secara umum.Istilah ini disebarkan ke Eropa Barat oleh orang-orang Bizantium atau Romawi Timur dan tentara salib.
Nama Saracen sendiri terinspirasi dari istilah Saracen yang digunakan oleh orang Kristen Eropa terutama pada abad pertengahan, untuk merujuk pada orang yang memeluk Islam tanpa memandang ras atau sukunya. Saracen menggunakan lebih dari 2000 akun media untuk menyebarkan konten kebencian.(luk)