Gorontalo, mimoza.tv – Debat kedua Pilpres 2019 akan digelar pada Minggu (17/02) mendatang dan bakal mengangkat isu energi, pangan, sumber daya alam, lingkungan hidup, dan infrastruktur.
Berbeda dengan sebelumnya, debat ini hanya akan melibatkan dua capres, yakni Joko Widodo dan Prabowo Subianto.
Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Faldo Maldini, menyebut calon presiden nomor urut 02 siap mempreteli klaim-klaim keberhasilan pemerintahan Jokowi.
Sejumlah hal yang dikritisi yaitu pembangunan infrastruktur yang dinilai tidak berdampak terhadap peningkatan produksi hasil pertanian dan tak tercapainya target swasembada pangan.
“Prabowo akan menguji argumentasi-argumentasi klaim keberhasilan yang disampaikan petahana dan menyampaikan beberapa gagasan. Kita punya catatan janji-janji petahana yang tidak tercapai. Misalnya tidak ingin impor di tahun 2015, tapi ternyata impor,” ujar Faldo Maldini di diskusi Kedai Kopi, Jakarta, seperti di kutip dari VIVA.co.id.
Merujuk pada persoalan itu, menurut Faldo, Prabowo sudah menyiapkan strategi bagaimana mengatasinya. Untuk masalah pangan, misalnya, Prabowo akan memberantas para mafia dalam 100 hari kerja jika terpilih.
Hal lain mengenai alternatif pembiayaan infrastruktur yang selama ini dianggap membebani APBN. Menurutnya, pembiayaan dengan skema public private partnership atau Kerja sama Pemerintah dengan Swasta bisa dipakai tanpa harus memakan anggaran negara.
” Public private partnership itu hanya sebagian kecil digunakan. Padahal kata Sri Mulyani bisa dilakukan. Nah sebelum memulai pembangunan infrastruktur, mestinya produksi seperti baja dibanyakin ,” ujarnya.
“Dengan adanya jalan juga, produksi hasil pertanian harusnya bisa naik tiga kali lipat. Itu hal sederhana yang selalu kami sampaikan. N ggak sekadar jalan dibangun lalu dipandang-pandangi n doang , lantas kita nggak bisa nikmati,” imbuh Faldo.
Ia berharap, dengan Prabowo menyampaikan kebijakan-kebijakan konkret terkait empat isu yang diangkat dalam debat, pemilih bisa mengetahui perbedaan yang jelas antara dua capres tersebut.
Sedangkan terkait metode debat yang lebih banyak memberikan ruang kepada masing-masing calon tanya-jawab dan tanpa kisi-kisi, menurutnya, akan menguntungkan capres nomor urut 01.
Ini karena Prabowo akan banyak menantang Jokowi atas beberapa kekeliruan kebijakannya selama menjabat.
“Misalnya target 35 ribu megawatt yang meleset lalu bagaimana subsidi energi yang dicabut belakangan.”
Sementara itu, anggota Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma`ruf Amin, Taufik Basari menyebut calon presiden nomor urut 01 akan tetap mengumbar sejumlah prestasi pemerintah selama lima tahun ini, terutama yang berdampak langsung kepada masyarakat.
Sedangkan untuk menjawab tudingan mengenai naiknya harga pangan dan tak tercapainya swasembada pangan, Jokowi akan menjelaskan langsung termasuk program-program konkret untuk empat isu itu.
“Semua empat isu itu penting, jadi tidak ada yang jadi prioritas. Karena isu-isu itu berkaitan satu sama laim. Mengenai pangan, kita sadar itu kritikan yang ditujukan ke pemerintah dan sudah dijawab Jokowi,” ujar Taufik Basari.
“Yang jelas dalam mengkaji hal itu, kita lihat secara komprehensif. Gimana pemerintah punya tugas menjaga stabilitas pangan, maka harus dilakukan kebijakan-kebijakan yang barangkali ada yang populer dan tidak. Tapi itulah tugas pemerintah, berani mengambil kebijakan untuk kepentingan rakyat,” sambungnya.
Taufik Basari juga meminta publik menelusuri rekam jejak para capres. Menurut dia, hal itu penting untuk memastikan janji yang diumbar para capres maupun cawapres sesuai dengan tindakannya selama ini.
“Ketika kita memberikan kepercayaan mengambil keputusan isu pangan, lingkungan, infrastruktur dan energi, tentu kita bisa lihat rekam jejaknya apakah sesuai dengana apa yang disampaikan.”
“Misalnya kebijakan yang katanya prorakyat, dalam posisi sebagai pebisnis apakah sudah menunjukkan bisnis yang dijalankan prorakyat atau belum? Ini kan penting untuk menilai dan mengkritisinya.” jelas dia.
Pengamat politik dari Lembaga survei Kedai Kopi, Hendri Satrio, memperkirakan debat kedua nanti akan menampikan keaslian masing-masing calon. Ini karena dalam debat, keduanya dipersilakan saling tanya-jawab tanpa kisi-kisi dari panelis.
Menurut dia, Prabowo akan menggunakan kondisi itu untuk mencecar Jokowi tentang isu-isu kontroversial seperti Freeport dan impor pangan.
“Besok itu Jokowi banyak hal yang bisa dipamerkan. Tapi Prabowo punya banyak hal untuk mempertanyakan. Misalnya Freeport, laporan tahunan BUMN yang belum keluar. Terus impor pangan, BBM satu harga,” jelas Hendri Satrio kepada BBC News Indonesia.
“Makanya begitu nggak ada kisi-kisi, kita tunggu otentiknya mereka itu. Bagaimana mereka menjawab, apakah ngeles atau nggak , kita mau tahu,” sambungnya.
Dari hasil survei Kedai Kopi, debat capres sangat memengaruhi elektabilitas para calon. Sebab lewat debat, pemilih yang sebelumnya belum menentukan pilihan akan berubah sikap.
Dalam debat pertama, misalnya. Sebelum debat terdapat 25,2% yang belum menentukan pilihan. Setelah debat, pemilih yang belum memutuskan tinggal 9,4%.
Namun begitu, Jokowi agak tidak diuntungkan jika merujuk pada momentum politik dunia. Pada 2014 silam, tren pemimpin dunia adalah berusia muda, berasal dari kalangan minoritas, dan sederhana. Ia mencontohkan mantan Presiden AS, Barack Obama dan Perdana Menteri Kanada, Justin Trudeau.
Sedangkan kini, tren pemimpin dunia yang muncul terlihat tegas, berani, dan berusia tua. Sebut saja, Presiden AS Donald Trump; Presiden Brasil Jair Bolsonaro; Presiden Filipina Rodrigo Duterte; Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad.
“Jadi tren saat ini tidak menguntungkan Jokowi. Makanya Jokowi sekarang ingin tampil lebih tegas. Sebab tegas selama ini kan punya Prabowo. Nah ini sulitnya,” ungkap Hendri.
Komisi Pemilihan Umum (KPU) mengubah format debat capres kedua yang digelar pada Minggu (17/02). Debat itu akan dibagi menjadi empat segmen di antaranya beradu pendapat dan program mengenai energi, pangan, sumber daya alam, dan lingkungan hidup.
Di segmen terakhir akan ditayangkan film berdurasi pendek terkait isu yang diangkat dalam debat. Setelah video diputar, kedua capres diminta untuk menanggapi dan saling melemparkan pertanyaan. Tidak ada batasan waktu bagi kedua peserta dalam memberikan tanggapan.
“Nanti silakan 01 dan 02 menanggapi (film) itu, lalu mereka berdebat,” ujar Arief.
Moderator untuk debat kedua ini yakni Tommy Tjokro dan Anisha Dasuki.
Sementara itu, delapan panelis yang ditetapkan oleh KPU antara lain Prof Dr Ir Mochamad Ashari MEng yang merupakan Rektor ITS; Dr Arif Satria, Rektor IPB; Prof Dr Ir Irwandy Arif, MSc adalah ahli pertambangan dari ITB; Ahmad Agustiawan ST, MSc, PhD yakni pakar energi dari UGM; Sudharto P Hadi merupakan pakar lingkungan dari UNDIP.
Kemudian Dr Suparto Wijoyo SH, MHum yakni pakar hukum lingkungan UNAIR; Direktur Eksekutif WALHI, Nur Hidayati; Sekretaris Jenderal Konsorsium Pengembangan Agraria (KPA), Dewi Kartika.