Gorontalo, mimoza.tv – Puluhan wartawan di Gorontalo mengikuti kegiatan Workshop Peliputan Pemilihan Legislatif dan Pemilihan Presiden 2019, di salah satu hotel di Kota Gorontalo, Rabu (20/3/2019).
Kegiatan yang diselenggarakan oleh Dewan Pers ini diikuti oleh wartawan berbagai media, baik elektronik, cetak, dan online.
Ratna Komala, selaku Ketua Komisi Penelitian Pendataan Dan Ratifikasi Pers, saat menjadi pemateri pada kesempatan itu menjelaskan, salah satu tuhas dan peran pers adalah membuat Pemilu berjalan dengan baik.
“Dari media, masyarakat tahu calon terbaik, tahu menggunakan hak pilih, termasuk memahami juga proses pencoblosan,” ujar Ratna saat membawakan materi pada sesi pertama.
Dirinya mengatakan, perlu bagi media untuk mengangkat isu-isu tentang perempuan yang saat ini sekedar pemenuhan persyaratan administatif (ketentuan UU).
“Tentunya ini tidak dengan komitmen memajukan politik perempuan, pelibatan perempuan dalam kepengurusan, kaderisasi politik, hingga mengisi posisi strategis di kepengurusan partai,” tutur Ratna.
Sementara itu pada sesi ke dua, Jimmy Silalahi, selaku Anggota Dewan Pers mengatakan, penting peran media dalam mendinginkan suasana dilingkungan masyarakat saat perhelatan pesta demokrasi. Media harus bisa membedakan isu atau kejadian yang benar dan yang palsu atau hoax.
“Kegiatan ini bertujuan memberi wawasan dan saran kepada jurnalis agar apa yang mereka beritakan, tidak menimbulkan kesalahpahaman antar calon legislatif maupun calon presiden,” jelas Jimmy.
Lebih lanjut juga dia mengingatkan posisi wartawan yang harus netral dan tidak berpihak ke salah satu caleg maupun capres.
“Ini harus ditaati, untuk mencegah penilaian yang kurang baik dari masyarakat. Tidak menimbulkan kekeliruan, karena hal tersebut jika dilakukan oleh media bisa d8ikatakan kampanye dari tim sukses salah satu caleg atapun salah satu capres,” kata Jimmy mengingatkan.
Selain dari Dewan Pers, tampil sebagai pemateri juga, Ketua Bawaslu Provinsi Gorontalo, Jaharudin Umar.
Jaharudin mengatakan, peran media sangat penting untung mengawal dan mengawasi jalannya pesta demokrasi lima tahunan ini.
“Berita atau hasil infestigasi dari rekan media semuanya bisa menjadi info awal bagi kami. Menjadi bukti petunjuk. Namun nantinya hal itu akan diakumulasikan oleh pengawas pemilu dalam laporan hasil pengawasan,” tutur Jaharudin.
Jadi menurut dia, informasi awal atau berita dari media itu, tindak tunggal informasinya. Kita harus melihat faktanya di lapangan, meminta keterangan dari orang-orang terkait.(luk)