Gorontalo, mimoza.tv – Bulan Ramadan sejatinya dimanfaatkan umat muslim untuk beribadah, meencari pahala sebanyak banyaknya. Namun saja di Gorontalo hal ini bertolak belakang. Ada warga yang tetap menjalankan bisnis prostitusi ini meskipun bulan puasa. Praktik esek-esek di Provinsi yang dijuluki Serambi Madinah ini kian marak.
Dirangkum dari berbagai sumber, di beberapa titik di Kota Gorontalo bisnis esek-esek ini kian marak. Bahkan untuk mengelabui petugas, bisnis syahwat ini menggunakan aplikasi online, dan menjadikan tempat kos sebagai tempat teraman untuk melayani pria hidung belang.
Dari penelusuran melalui aplikasi online, Senin (20/5/2019), salah satu PSK yang di temui mengaku kebanyakan mereka bukan berasal dari Kota Gorontalo, melainkan datang dari beberapa Kabupaten, Kota, bahkan dari luar Provinsi Gorontalo.
“Kebanyakan dari kami bukan dari Kota Gorontalo. Ada yang dari Boalemo, dan daerah lain. Untuk bisnis seperti ini di bulan puasa, kita lebih memilih tempat kos msebagai tempat aman. ” tutur PSK yang enggan menyebut nama tersebut.
Lanjut dia, di setiap kos-kosan tersebut mereka tinggal berkelompok. Semuanya menjalankan bisnis jasa birahi tersebut secara bersamaan. Tiap kelompok juga tamunya adakalanya 6 sampai 10 orang pria hidung belang yang dilayani. Ada yang melakukan booking lewat aplikasi online, namun ada juga yang tidak melalui aplikasi.
“Biasanya yang tidak menggunakan aplikasi itu adalah mereka yang sudah langganan kami. Pelanggannya juga macam-macam, ada yang dari kalangan pejabat, karyawan sampai yang masih mahasiswa.
Soal pelayangan, sumber tersebut mengungkapkan, ada beragam pelayanan yang ditawarkan. Mulai dari pijat, kencan hingga hubungan cinta semalam. Tarifnya juga tergantung jenis layanan, waktu dan lamanya kencan yang disukai pelanggan.
“Kalau untuk harganya fariatif. Bagi karyawan, pekerja atau pejabat, tarifnya 500 ribu bahkan lebih. Sedangkan untuk pelanggan yang seusia kita harganya 300 ribu,” katanya.
Sumber tersebut juga menjelaskan, uang yang di dapat dari jasa bisnis biarahi tersebut adalah untuk kebutuhan, apalagi jelang Hari Raya yang menuntut banyak kebutuhan.
“Minimal saat lebaran nanti kita punya uang untuk mudik, dan lebaran di kampung,” ucap PSK tersebut.
Diwawancarai terpisah, Kepala Satuan Pamong Praja (Satpol PP) Kota Gorontalo, Abubakar Luwiti mengungkapkan, hiburan malam saat Ramadhan dilarang buka, apalagi tempat prostitusi.
Yang agak susah itu menindaki prostitusi yang dijalankan secara online. Antara PSK dan pelanggan bertemu di satu tempat hanya melalui aplikasi online. Namun saja upaya yang kami lakukan adalah menggunakan sisti sisir, melakukan sweeping di tempat-tempat yang berpotensi sepeeti kos-kosan dan penginapan.(luk)