Gorontalo, mimoza.tv – Pertamina langsung mengaktifkan organisasi penanggulangan keadaan darurat (PKD) level satu. Hal ini dipicu oleh ilegal tapping yang dilakukan oleh oknum, dengan cara melubangi atau mengebor pada jalur pipa diameter 8 Inchi tepatnya di dekat Block Valve nomor 02 di jalan Tol Reformasi, Makassar, yang menyebabkan kebocoran di jalur pipanisasi Avtur dan BBM meluber serta terjadi kebakaran disekitar lokasi hingga tumpahan mengalir ke saluran drainase air menuju ke muara sungai.
Seorang pekerja PT Bosowa Margautama Nusantara yang kantornya berdekatan dengan titik kebakaran tersebut, mencoba memadamkan kebakaran dengan menggunakan alat pemadam api ringan (APAR) dan Hydrant Portable.
Namun saja usahanya tersebut tidak membuahkan hasil. Gagal memadamkan api, pekerja tersebut melaporkan kejadian itu ke jalur sentral komunikasi Bosowa dan langsung diteruskan kepada Terminal BBM Makassar, Koramil, serta Polsek terdekat. Seluruh personil keamanan dan keselamatan wilayah Pertamina Marketing Operation Region (MOR) VII Sulawesi pun langsung melakukan tindakan.
Kejadian kebocoran pipa dan kebakaran tersebut merupakan rangkaian dari ‘Simulasi Keadaan Darurat Level Satu’ yang dilakukan oleh Pertamina bersama-sama dengan stakeholder terkait.
Dilansir dari siaran pers Pertamina, Pjs Unit Manager Communication & CSR, Ahad Rahedi menyampaikan, kegiatan simulasi keadaan darurat level satu merupakan upaya Pertamina mengasah kesigapan dalam aspek keamanan keselamatan. Tak hanya faktor keamanan, juga kesigapan setiap Pekerja turut dilibatkan dalam keadaan ini.
“Seluruh fungsi dalam perusahaan sudah memiliki peran tersendiri, sehingga dalam simulasi ini kami mengasah kembali peran masing-masing. Termasuk diantaranya kesigapan tim di lokasi dalam penanganan korban serta koordinasinya dengan Puskodal yang berlokasi di Kantor unit MOR VII,” ujarnya.
Selain aksi heroik di lokasi kejadian, koordinasi dan komunikasi intens dilakukan antara personil di TBBM Makassar, DPPU Hasanuddin, Puskodal Kantor MOR VII, serta stakeholders terkait.
“Alur koordinasi dan komunikasi menjadi aspek penting untuk menjaga validitas data yang nantinya disampaikan kepada seluruh stakeholders terkait,” tambah Ahad.
Ahad mengungkapkan, pihaknya senantiasa menjaga kehandalan seluruh peralatan keamanan. Pemeliharaan dan monitoring berkala kerap dilakukan secara rutin untuk memastikan kesiapan peralatan dalam kondisi darurat.
Simulasi yang dilakukan tidak hanya melibatkan unsur HSE dan pekerja di lingkungan Pertamina. Kegiatan juga diperkuat dengan partisipasi dari aparat keamanan, PT Bosowa Margautama Nusantara dan Dinas Pemadam kebakaran setempat.(luk)