Gorontalo, mimoza.tv – Persentase penduduk miskin di Provinsi Gorontalo pada bulan September 2019 mengalami penurunan. Hal tersebut diungkapkan Herum Fajarawati selaku Kepala BPS Provinsi Gorontalo, saat menggelar rilis fenomena pertumbuhan ekonomi, di Kantor Badan Pusat Statistik Provinsi Gorontalo, Rabu (15/1/2020).
“Pada Maret 2019, garis kemiskinan di Provinsi Gorontalo sebesar Rp 33.070, per kapita per bulan, dan pada September 2019 menjadi Rp 353,109,-per kapita per bulan. Ini berarti naik sebesar Rp 20,039,- per kapita per bulan, atau naik sebesar 6,02 persen.
Jika dibedakan garis kemiskinan daerah perkotaan dan pedesaan, kata Herum, garis kemiskinan di perkotaan pada bulan September 2019 sebesar Rp 353.074,- per kapita per bulan. Sementara garis kemiskinan di perdesaan sebesar Rp 351,940,- pewr kapita per bulan. Sementara indeks kedalaman kemiskinan di Gorontalo kata dia juga terjadi penurunan dari angka 2,645 pada bulan maret 2019, menjadi 2,612 pada bulan September 2019. Hal tersebut kata dia menandakan , jarak rata-rata pengeluaran penduduk miskin terhadap garis kemiskinan semakin kecil.
“Meski penurunan ini tidak sebesar pada periode sebelumnya, namun saja dari sisi semua indikator menunjukan progres yang positif. Artinya ini menggembirakan, mengindikasikan program-program yang dilakukan oleh pemerintah ini arahnya adalh positif,” tutur herum.
Lanjut dia, tidak ada program yang menonjol, namun ada keterkaitan antara satu program dengan program lainnya. BPS Provinsi Gorontalo juga katanya, hingga saat ini belum melakukan penelitian satu per satu program tersebut, namun yang pasti ada keterkaitan satu program dengan yang lainnya.
“Ada keterkaitan antara program pusat dan daerah. Di sisi lain juga semangatnya masyarakat sendiri yang memperbaiki kesejahteraannya. Hal ini saling melengkapi. Jadi kalau kita berbicara program mana yang menonjol, kita belum bisa, karena tadi itu, ada saling melengkapi antara satu dan lainnya,” ungkapnya.
Namun saja, jika berbicara komposisi pengeluaran penduduk miskin antara makanan dan non makanan, tentu saja yang berkaitan dengan makanan ini menjadi salah satu pengeluaran yang mendominasi rumah tangga miskin.
“Jadi bantuan-bantuan arahnya berupa makanan ini sangat membantu . Karena komposisi makanan di Provinsi Gorontalo pada penduduk miskin masih di angka 77 persen. Sementara non makanan ada di kisaran 22 persen,” pungkasnya.(luk)