Kota Gorontalo, mimoza.tv – Makna seorang Guru merupakan pengganti orang tua, mungkin bisa disematkan kepada guru yang satu ini. Djamaludin Hamid harus merelakan salah satu kakinya patah, setelah mencoba menyelamatkan anak didiknya yang hendak bunuh diri dengan meloncat dari lantai dua sekolah.
Upacara peringatan hari guru di SMK Kesehatan Bakti Nusantara Kota Gorontalo tahun ini sedikti berbeda. Pasalnya Pembina upacara yang tidak lain adalah sang Kepala Sekolah terlihat pincang dan harus menggunakan bantuan tongkat untuk berjalan, akibat salah satu kakinya patah.
Makna seorang guru yang menjadi orang tua siswa selama disekolah, rupanya dipahami betul oleh Djamaludin Hamid, dirinya terpaksa merelakan salah satu kakinya patah, setelah menyelamatkan seorang siswinya yang hendak bunuh diri meloncat dari lantai dua sekolah tersebut. Akibat kejadian ini, dirinya harus bersusah payah untuk berjalan dan beraktifitas sehari-hari.
“Ini sudah menjadi tanggung jawab saya selaku Kepala Sekolah, dimana ada seorang siswi yang mengalami gangguan psikologis, mencoba bunuh diri dengan meloncat dari lantai dua sekolah, dan saya yang duluan berada tepat dibawah siwi tersebut, mau tidak mau saya yang harus menangkap siswi tersebut,” kata Djamaludin.
“Dan kejadian tersebut, lanjut Djamaludin, terjadi di Sekolah saat jam pelajaran berlangsung, maka tugas kami sebgai guru yang harus bertanggung jawab atas apa yang terjadi disekolah.”
“Alhamdulillah siswinya bisa diselamatkan, dan setelah kita telusuri penyebab siswi tersebut ingin bunuh diri, adalah murni gangguan psikologis karena kebiasaan nonton film korea dan film horor,” dirinya menambahkan.
Kecelakaan yang dialami oleh Kepala Sekolah SMK Kesehatan ini, selayaknya bisa menjadi pelajaran penting bagi Guru yang lain, akan tanggung jawab pendidik terhadap siswanya.
Bukan saja masalah asupan pelajaran dan moral yang menjadi kewajiban seorang Guru kepada muridnya. Keamanan dan keselamatan siswa-siswi dilingkungan sekolah juga merupakan tanggung jawab Guru dan Kepala Sekolah.