Gorontalo, mimoza.tv – Pengenalan sekaligus pembelajaran jurnalistik bagi kalangan murid sekolah menengah (SMP ATAU SMA/SMK) merupakan sebuah tawaran pilihan yang bijak dan tepat. Pasalnya dalam kehidupan manusia selalu bersinggungan dengan media. Olehnya murid sekolah tidak hanya diajari menerima informasi melalui media, namun juga dilatih atau diajarkan untuk memproduksi informasi, mengolah dan cara menyebarluaskan kepada publik.
Untuk mengenalkan kompetensi jurnalistik ditingkat pelajar, Mimoza tv menyelenggarakan workshop jurnalistik serta literasi digital, yang digelar di SMP Negeri 4 Kota Gorontalo, Kamis (26/02/2020).
Empat pemateri dari Mimoza tv masing-masing; Hadi Sutrisno Daud selaku Direktur PT. Mimoza Multimedia Gorontalo, Reno Limonu selaku Produser Program, Pimpinan Redaksi Mimoza tv, Mohamad Fajril Lahasan, serta Selpiana H.Eksan sebagai editor program, secara bergantian memberikan ilmu jurnalistik kepada siswa.
“Menjadi seorang jurnalistik tentu tidak mudah. Karena seorang jurnalistik harus memiliki kompotensi untuk mengambil, memperoleh dan mengolah suatu peristiwa yang bernilai berita,” kata Hadi.
Dalam materinya, Hadi Sutrisno menjelaskan bahwa seorang jurnalistik harus menguasai serta mengetahui pedoman cara penulisan berita yang baik, berpedoman pada unsur 5W + 1H. Karena dengan unsur itu,pembuatan naskah berita bisa terarah”.jelas Hadi dalam materinya.
Dia menambahkan, melalui pembelajaran dasar-dasar jurnalistik para murid akan mengetahui dan memahami apa itu jurnalistik, sejarahnya, mulai dari media cetak, media elektronika hingga media internet yang semua produknya diproses melalui kegiatan jurnalistik.
Lewat pembelajaran awal ini kata dia, selanjutnya akan menuntun para siswa untuk memahami fungsi dan peran jurnalistik atau pers dalam artian secara luas.
“Hal yang lebih penting lagi dengan pembelajaran jurnalistik, kita harapakan para siswa semakin sadar bermedia dengan memahami karakteristik masing-masing media, paham proses komunikasi, hingga dampak media, yang nantinya akan menjadikan generasi mendatang lebih cerdas dan kritis dalam menyerap isi media. Mengingat jurnalistik merupakan ilmu praksis, yaitu tidak hanya diajarkan secara teoritis, melainkan dilakukan praktek lapangan,” pungkasnya.(luk)