Gorontalo, mimoza.tv – Diduga gara-gara menarik tali BH salah satu siswi, tawuran antara Sekolah Menengah kejuruan negeri (SMKN) 3 dengan SMKN 5 pecah, Sabtu (29/2/2020).
Insiden yang terjadi di depan SMKN 5 Gorontalo, Kelurahan Buladu, Kecamatan Kota Barat, Kota Gorontalo ini berawal dari kedatangan sekelompok siswa sekitar 30-an orang yang diduga merupakan siswa SMKN 3 Gorontalo. Dengan menggunakan motor, mereka melakukan pelemparan ke arah siswa SMKN 5 Gorontalo.
Selain mengenai siswa, masyarakat yang berada di lokasi kejadian juga terkena lemparan. Akibatnya dua siswi SMKN 5 Gorontalo memar dibagian kepala akibat lemparan batu tersebut.
Andre Muda, Staf kesiswaan di SMK Negeri 3 Kota Gorontalo kepada awak media mengungkapkan, insiden tauran yang terjadi, di duga lantaran persoalan insiden penarikan tali kutang (BH) pada beberapa waktu yang lalu.
“Kronologisnya, dua minggu sebelumnya salah seorang siswi di SMKN 5, mengalami insiden. Tali BH-nya di tarik hingga putus. Kemudian siswi tersebut bukannya melapor di bagian kesiswaan di SMKN, malah mengadukannya pada pacarnya yang bersekolah di SMKN 3. Merasa tak terima diperlakukan begitu, akhirnya pacarnya ini mendatangi SMKN 5.
Dirinya menyayangkan, seharusnya karena insiden itu terjadi di SMKN 5, sisiwi tersebut menyelesaikannya di sekolahnya, bukan melaporkan ke pacarnya yang merupakan siswa STM.
Kata Andre, persoalan ini sebenarnya sudah pernah di selesaikan. Pihaknya bersama pihak dari SMKN 5 dipertemukan oleh Polsek Kota Barat. Dalam pertemuan tersebut kedua belah pihak sepakat mengakhiri permasalahan. Bahkan kedua belah pihak menandatangani surat pernyataan.
“Waktu itu kapolsek sendiri yang turun memberikan pembinaan kepada kedua belah pihak, baik pelaku dari SMKN 5, maupun siswa SMKN 3 sebagai pihak yang di keroyok. Bahkan orang tua pelaku menyatakan siap menanggung biaya perawatan bagi siswa yang dikeroyok tersebut. Setelah itu selesai. Namun kita kaget juga tawuran bisa pecah lagi seperti hari ini.” jelas Andre.
Diwawancarai terpisah, Ishak Piu sekalu Kepala Sekolah SMKN 3 Kota Gorontalo mengungkapkan, saat kejadian dirinya dihubungi pikak SMKN 5 yang menyebuta ada penyerangan dari SMKN 3.
“Pesan informasi saya tidak balas, tetapi langsung koordinasi dengan para guru untuk mengambil langkah pencegahan. Kita disini menghubungi aparat Polsek Kota Tengah, sementara SMKN 5 menghubungi Polsek Kota Barat,” kata Ishak.
Dirinya mengatakan, saat ini pihaknya menunggu hasil penyelidikan dari aparat kepolisian. Dan jika ada yan terbukti terlibat akan diberikan sangsi.
“Kalau memang terbukti, kita akan berikan sangsi tegas. Karena beberapa wartu lalu pak Gubernur Gorontalo sudah bilang, jika ada siswa yang terlibat miras, tawuran, termasuk juga panah wayer, kalau perlu di kasih keluar. Jika tidak demikian, tidak ada efek jera,” tandasnya.
Terkait insiden tawuran ini, wartawan belum mendapat keterangan resmi dari pihak kepolisian.(luk)