Gorontalo, mimoza.tv – Gelaran Jelajah Wisata Sulawesi (JWS) yang di gagas Pemprov Gorontalo sejak Sabtu (22/2/2020) pekan lalu, menuai tanggapan dari beberapa kalangan warga.
Salah satunya dari Fitriany Ali. Warga yang berdomisili di Dungingi ini merasa kurang yakin jika kegiatan itu bisa memberi kontribusi bagi Provinsi Gorontalo. Dirinya menilai apa yang dilakukan tersebut terkesan hura-hura.
“Manfaatnya apa buat masyarakat? Alangkah lebih baik dana itu dipeergunakan untuk kegiatan sosial yang menyentuh langsung ke masyarakat,” kata Fitriany saat diwawancarai di salah satu pusat perbelanjaan di Kota Gorontalo, Sabtu (29/2/2020).
Dirinya mengatakan, jika hal itu ssebagai ajang promosi pariwisata, maka sebenarnya hal tersebut kurang tepat dan buang-buang anggaran saja.
“Sekarang kan dunia internet dan sosial media berkembang dengan pesat. Dengan biaya murah sebenarnya pemerintah bisa mempromosikan daerahnya ke berbagai jejaring media sosial. Tentu dengan biaya yang murah dan jangkauannya lebih luas ke seluruh dunia. Bukan malah capek-capek keliling,” kata karyawan di salah satu perusahaan swasta ini.
Hal yang sama juga diungkapkan Imran Nento. Ketua Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Merdeka ini menilai, kegiatan tersebut bukan hanya hura-hura saja, melainkan hanya kegiatan sekedar hobby pejabat saja.
“Pertanyaan saya sederhana. Apa ada program ini masuk dalam program pemerintah? Apaka dia termasuk dalam daftar pelaksanaan anggaran?. Jika ada, bagaimana proses penganggaranya?. Yang berikutnya apakah ada Juknis dari pelaksanaan kegiatan tersebut? Dan paling krusial, apa output-nya buat masyarakat dan daerah?,” kata Imran, diwawancarai saat beraktifitas di GOR Naniwartabone, Sabtu (29/2/2020).
Kalaupun kegiatan JWS ini sebagai ajang promosi pariwisata, dirinya mengatakan hal tersebut harus ada mekanisme yang harus di lalui. Apakah hal tersebut melalui dan sepengetahuan DPRD.
“Bahkan kegiatan ini melibatkan beberapa SKPD, dimana melibatkan mobil dinas operasional pejabat. Bagaimana mereka mempertanggungjawabkan mobil yang mereka gunakan hanya untuk hobby? Kalaupun itu menggunakan dana pribadi, namun saja itu tetap menggunakan mobil dinas. SKPD ini kan perangkat negara. Fasilitas yang mereka gunakan juga merupakan fasilitas negara,” tegas Imran.
Jika kegiatan tersebut ada dana sharing dari pemerintah, Imran juga mempertanyakan, apakah ada nomenkelatur yang mengatur hal itu. Paling tikdak kata dia, melalui paripurna di DPRD.
“Sekali lagi, apa outputnya bagi masyarakat dan daerah? Jangan membuat program hanya sekedar hobby,” tegasnya.
Pendapat berbeda diungkapkan Ahmad Razak. Anak muda yang berdomisili di kelurahan Limba B ini menganggap kegiatan JWS yang diinisiasi Pemprov Gorontalo adalah hal yang patut di dukung. Kata dia, selain promosi di sosial media, kegiatan yang langsung bersentuhan dengan masyarakat, seperti kegiatan JWS tersebut sebagai bagian lain dari ajang mempromosikan daerah.
“Sebagai anak muda yang peduli dengan segala potensi yang ada di daerah, kegiatan JWS ini patut di dukung. Dari para Offroader, cerita keindahan dan potensi wisata di gorontalo bisa diceritakan ke daerahnya masing-masing,” tutup Ahmad.
Melansir Hargo.co.id, kegiatan JWS Geopark Gorontalo mengambil start dari Center Poin of Indonesia, di kawasan Pantai Losari, Makaassar Sulawesi Selatan pada Sabtu (22/2/2020). Rombongan dilepas oleh Staf Ahli Kementerian Pariwisata, Ari Juliano Gema ini terdiri dari JK Merah Putih Community, IOF Gorontalo, serta beberapa komunitas lainnya. (luk)