Gorontalo, mimoza.tv – Hujan yang terus mengguyur wilayah Gorontalo akhir-akhir ini, mengakibatkan bencana banjir, dan merendam sejumlah tempat di Kecamatan Asparaga, Kabupaten Gorontalo, Senin (3/8/2020).
Data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Gorontalo menyebut, banjir merendam milik warga di Desa Pangahu, Dusun Silih Asih, Dusun Buyuo, Dusun Motinelo, serta di Desa Bihe, Dusun Liawao, Kecamatan Asparaga.
Kepala BPBD Kabupaten Gorontalo, dr Sumanti Maku, dalam keterangannnya saat diwawancarai wartawan ini mengungkapkan, curah hujan tinggi mulai pukul 13.30 pada hari Minggu (2/8/2020) menyebabkan air sungai Boliyohuto kiki dan Sungai Paguyaman meluap.
“Air mulai naik sekitar pukul 24.00 WITA, dengan ketinggian air kurang lebih 60 cm. Bahkan di Dusun Motinelo, Desa Pangahu, ketinggian air mencapai 1 meter,” ucap Sumati diwawancarai di ruang kerjanya, Selasa (4/8/2020).
Akibat bencana tersebut kata dia, warga yang terdampak bencana mencapai 190 KK, atau 630 jiwa
“Adapun warga Desa Pangahu yang terdampak mencapai 130 KK, 390 jiwa. Dam di Desa Bihe ada 60 KK, 240 jiwa,” jelas Sumanti.
Sedangkan jumlah bangunan yang terdampak kata dia berjumlah 115 unit, dengan rinciannya di Desa Pangahu ada 75 unit, dan di Desa Bihe sebanyak 40 unit.
Sejak muskibah tersebut kata dia, pihaknya turun ke lokasi untuk melakukan penanganan, diantaranya melakukan pemantauan, pendataan, serta evakuasi.
Pihaknya juga kata dia, telah mendirikan dua posko, masing-masing berada di Desa Ilato dan di Boliyohuto.
Terkait cuaca ekstrim yang tengah melanda hampir seluruh wilayah Gorontalo dirinya meminta warga, terutama yang berada di lokasi rawan bencana, untuk mengungsi ke tempat yang lebih aman.
“Kami menghimbau warga yang berdomisili di tempat-tempat rawan bencana, untuk mengevakuasi diri secara mandiri sebelum kejadian. Yang berikutnya adalah, jangan mengharapkan bantuan atau penangannan dari pemerintah saja, akan tetapi semua harus ikut terlibat sama-sama. Kami memastikan bahwa pemerintah hadir dan tidak tinggal diam, terus melakukan upaya penanganan,” tutup Sumanti.(luk)