Gorontalo, mimoza.tv – Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki tingkat kriminalitas tertinggi semisal penipuan. Jumlah korban yang terjebak kasus ini pun tidak hanya satu orang, tapi jumlahnya sudah mencapai puluhan ribu orang.
Saat ini penipuan lewat media online atau daring kian marak. Modus penipuan ini dinilai cukup praktis. Sebab keuntungan yang didapat si pencuri pun jauh lebih besar.
Apalagi ditunjang dengan angka pengguna internet di Indonesia, yang menurut survey Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), ada lebih dari seperuh orang indonesi terhubung dengan internet.
Berdasarkan survey APJII, ada 64,8 persen dari 171,17 juta penduduk Indonesia yang menggunakan internet.
Fenomena ini juga menempatkan Indonesia pada peringkat 5, sebagai negara pengguna internet terbanyak, setelah China, India, Amerika dan Brazil.
Namun sayang, banyaknya pengguna internet di Indonesia, tidak dibarengi dengan literasi. Akibatnya, segala bentuk kejahatan di dunia maya pun kerap terjadi, seperti halnya penipuan lewat online.
Berikut beberapa penipuan lewat daring yang patut kita waspadai.
1. Penipuan Skema Ponzi
Penipuan dengan skema ponzi mirip dengan bisnis MLM. Saat Anda berhasil mendapatkan anggota baru, Anda akan langsung mendapat bonus dari perusahaan. Begitu seterusnya.
Anehnya, bonus yang ditawarkan penipuan skema Ponzi tidak sembarang bonus, tetapi bonus gila-gilaan yang hadiahnya bisa berupa apartemen gratis. Mendengar bonus “apartemen” pun langsung membuat mata kita hijau.
Namun, jangan terkecoh ya. Bonus tersebut hanyalah sebuah taktik agar Anda bergabung ke dalam bisnis. Bonus yang diiming-imingkan di awal hanya akal-akalan belaka untuk melancarkan aksi penipuan.
Maraknya kasus penipuan di era digital patut diwaspadai. Iming-iming berupa bonus yang besar atau sejenisnya tidak boleh langsung dipercaya.
2. Metode Phising
Istilah lain dari metode ini adalah penyalipan informasi pribadi untuk keuntungan pihak tertentu. Modus penipuan ini biasanya ditawarkan website yang tidak terpercaya di mana korban disuruh untuk mengisi data diri secara lengkap (nama, nomor KTP, nomor rekening, dan PIN) sebelum melanjutkan metode phising.
Para pelaku yang menggunakan metode ini biasanya mereka yang sudah sangat profesional di bidang teknologi. Sebut saja para hacker. Karena itu, Anda harus lebih berhati-hati saat membuka konten di website yang tidak terpercaya.
3. Penipuan Lewat Undian Berhadiah
Modus penipuan yang satu ini sudah sangat sering di temukan di dunia online. Munculnya informasi mengenai undian berhadiah sering tampak di layar gadget saat kita sedang melakukan aktivitas di dunia maya.
Aksi modus ini sangat sederhana. Pertama-tama, para korban diajak untuk bergabung lebih dulu di situs undian online dengan iming-iming hadiah yang sangat besar.
Lalu para korban disuruh mengisi identitas diri (nama, usia, tanggal lahir, jenis kelamin, dan lainnya). Tidak sampai di situ, para korban nantinya akan disuruh untuk mentransfer sejumlah uang sebagai biaya pendaftaran sebelum akhirnya ikut undian.
4. Menunda Pengiriman Resi
Barang yang sudah dikirimkan melalui ekspedisi tertentu biasanya akan disertai dengan nomor resi yang berguna untuk melacak status pengiriman barang. Namun, penjual yang tidak reliable sering mengucapkan alasan “nomor resi baru akan dicetak esok hari oleh bagian ekspedisi, saya tidak bisa mengirimkannya”.
Padahal, sesudah barang masuk ke bagian ekspedisi, nomor resi akan langsung dicetak secara bersamaan. Kalau penjual berusaha mengelak untuk mengirimkan nomor resi, Anda sudah patut curiga karena penjual tersebut sedang berusaha menipu.
5. Menunjuka Bukti Transfer Palsu
Pembeli yang ditipu penjual rasanya sudah biasa. Bagaimana kalau penjual yang ditipu pembeli? Kasus ini sedang marak terjadi. Para penjual biasanya ditipu lewat bukti transfer yang dilakukan pembeli sehubungan dengan barang yang dibelinya. Nahasnya, bukti transfer tersebut adalah palsu yang didapat dari hasil editan komputer, bukan langsung dari ATM.
Kalau dilihat sekilas, bukti transfer asli dan palsu memang hampir mirip. Padahal, keduanya bisa dibedakan lewat logo bank yang tertera pada bukti pembayaran. Bukti pembayaran palsu biasanya tidak memiliki logo bank, berbeda dengan bukti pembayaran asli.
Jika Anda bekerja menjadi pebisnis online, Anda harus lebih teliti saat mengamati bukti pembayaran yang dikirimkan pembeli. Jangan sampai tertipu.
6. Penjualan Produk dengan Harga Miring
Para shopaholic yang suka belanja online juga sebaiknya lebih hati-hati. Belakangan ini, ada modus penipuan baru yang bernama e-bay scam. Berbeda dengan modus lainnya, modus ini bermain di sektor harga jual produk.
Produk yang dijual di situs yang bersangkutan sangat miring harganya. Artinya, jauh dibawah rata-rata. Tujuannya hanya satu yaitu agar pengunjung tertarik untuk membeli produk yang dijual di situs tersebut.
Siapa pun pasti tergiur pada produk yang harganya murah. Benar, bukan? Namun, Anda perlu lebih bijak sebelum membeli. Bandingkan harga jual produk tersebut dengan situs online lain untuk mengetahui harga pasar yang sebenarnya.
Kalau harganya tidak jauh berbeda, boleh saja untuk membeli produk tersebut. Sebaliknya, kalau perbedaan harganya terlalu signifikan, bisa dipastikan situs tersebut adalah penipu.
Kalau suatu saat Anda menemukan salah satu bentuk penipuan seperti yang sudah dijelaskan di atas, Anda bisa lebih berhati-hati agar tidak menjadi korban penipuan.(luk)
Sumber: Liputan6.com