Gorontalo, mimoza.tv – Pengamat politik, Rocky Gerung angkat bicara soal gedung Kejaksaan Agung yang hangus dilalap si jago merah pada akhir pekan lalu.
Menurut pendiri SETARA Institute ini, bukan gedung Kejagung yang terbakar, melainkan pasar gelap keadilan.
“Jadi yang ada di depan kita itu adalah bukan gambar gedung Kejagung yang terbakar, melainkan pasar gelap kekuasaan atau black market of power,” cetus Rocky saat tampil di acara diskusi Indonesia Lawyers Club (ILC) tvOne, Selasa (25/8/2020).
Memang kata pengajar di Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Indonesia ini, gedung Kejagung tersebut menyimpan nilai sejarah, yakni keadilan. Oleh karena itu orang menganggap gedung itu tidak perlu diperbaiki, sehingga akan terus dikenang sebagai pasar gelap keadilan.
“Biar kangedung itu mangkrak seterusnya, bahkan dengan jelaga yang masih menempel di dindingnya. Supaya ada pelajaran sejarah, orang akan ingat gedung itu jadi monumen pemberantasan korupsi,” ucap Rocky.
Selain itu Rocky juga menyinggung mengapa publik tidak percaya dengan pernyataan pemerintah soal terbakarnya gedung tersebut.
Pria kelahiran Manado, Sulawesi Utara ini menilai, tidak percaya karena ada kecurigaan bahwa di belakang kasus ini ada yang ingin disembunyikan oleh para penegak hukum yang berkaitan.
“Jadi kalau mau baca kasus ini, harus dilihat publik karena yang terbakar adalah rasa keadilan publik. Ini harus dipahami oleh para juru bicara lembaga negara. Tidak ada gunanya influencer, yang diperlukan adalah kejujuran,” ungkapnya.
Peneliti Perhimpunan Pendidikan Demokrasi (P2D) ini menilai, peristiwa ini diingat sebagai momentum buruk dari penegakan keadilan, sehingga jika gedung Kejagung itu di renovasi, maka hal-hal buruk tidak akan bisa diingat oleh publik.(luk)