Gorontalo, mimoza.tv – Untuk mengembangkan serta meningkatkan kapasitas sumber daya manusia di bidang penanggulangan bencana, Badan Diklat bersama BPBD Provinsi Gorontalo menggelar Pelatihan Dasar Manajemen Bencana, Ditengah Pandemik Covid-19, yang dilaksanakan mulai 14 hingga 18 September 2020.
Kepada awak media ini Agung Siswandi Supriadi Kadir selaku panitia kegiatan mengungkapkan,kegiatan ini merupakan kegiatan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), yang dikerjasamakan antara BPSDM dengan BPBD Provinsi Gorontalo.
Dijelaskannnya juga, secara nasional pelatihan jarak jauh ini diikuti oleh 23 daerah lainnya di Indonesia, dimana pelatihan tersebut berkonsentrasi pada konteks pandemic Covid-19 yang saat ini tengah menjadi fokus banyak orang.
“Khusus untuk Provinsi Gorontalo, pesertanya sendiri terdiri dari beberapa institusi yang selama ini sering terlibat dalam penanggulangan bencana, seperti TNI, kepolisian, Basarnas, PMI, Dinas Kesehatan dan lembaga-lembaga lainnya,” ucap Agung.
Lanjut kata dia, adapun materi yang didapatkan oleh pewserta selama pelatihan, beberapa diantaranya adalah tentang manajemen kebencanaan, serta koordinasi dan kerja sama antar lembaga dalam menanggulangi bencana.
“Output dari kegiatan ini salah satunya adalah kita harapkan semua nantinya bisa lebih paham, bagaimana koordinasi yang baik antar satu dengan lainnya dalam menanggulangi bencana maupun pasca bencana,” ujar Agung.
Pada kesempatan yang sama juga Kepala BPBD Provinsi Gorontalo, Sumarwoto menambahkan, pelatihan tersebut sangat penting bagi stake holder yang terkait dengan kebencanaan, untuk memahami apa saja yang dilakukan dalam penanggulangan bencana itu sendiri, mulai dari pra bencana, tanggap darurat, transisi darurat serta pemulihan.
“Kita sadari karena dalam penanggulangan bencana itu tidak hanya melibatkan satu lembaga saja. Olehkarena itu pelatihan yang digelar kali ini melibatkan juga beberapa pihak yang terkait dengan kebencanaan,” kata Sumarwoto.
Dirinya menambahkan, output dari kegiatan ini adalah, pesertayang terlibat bisa memahami dan menyadari bahwa bencana itu adalah tanggung jawab bersama.
“Ada kesiapsiagaan yang dilakukan oleh peserta ini, dimulai dilingkungannya masing-masing. Juga kesiapsiagaan ketika terjadi bencana, dan berperan serta dalam penanggulangannya,” tutup Sumarwoto.(luk)