Gorontalo, mimoza.tv – Hampir setahun ini budidaya cacing lumbricus kian digemari, terutama masyarakat yang tinggal di Jawa Timur. Hal ini lantaran cacing lumbricus ini memiliki peluang budidaya yang besar, mudah dirawat dan dikembangbiakkan, dan juga mempunyai siklus pertumbuhan yang lebih cepat jika dibandingkan dengan jenis lainnya.
Ketersediaan cacing yang masih terbatas menyebabkan harganya cukup mahal. Padahal, kebutuhan akan cacing ini sangatlah meningkat seiring dapat diolahnya cacing lumbricus menjadi bahan kosmetik dan obat-obatan. Selain itu cacing ini juga bisa dipakai sebagai pakan hewan budidaya lainnya.
Ulum, salah seorang warga di Desa Pohijo, Kecamatan Sampung, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur mengaku sudah hampir setahun ini mengaku, peluang meraih keuntungan dari budidaya cacing lumbricus sangatlah terbuka lebar. Yang penting kata dia, asal paham seputar dunia budidaya cacing.
Dirinya mengaku, dari modal awal cacing sebanyak 200 Kilogram, dalam kurun waktu sekitar dua minggu sudah bisa panensebanyak 80 Kilogram cacing basah.
“Panen perdana menghasilkan cacing sebanyak 80 Kilogram. Setelah di kukus dan di oven, mendapatkan sekitar 40 Klilogram cacing bubuk. Setelah itu baru kita pasarkan,” ucap Ulum.
Untuk harga jual bubuk cacing ini kata dia, harga terendahnya sekitar Rp 250 ribu. Harga itu kata Ulum tergantung protein yang terkandung dalam tepung cacing. Makin tinggi proteinnya, makin tinggi pula harganya.
“Ketika di jual ke perusahaan, bubuk cacing akan melalui pemeriksaan di laboratorium. Hasil lab itu akan menentukan harga cacing,” ungkap Ulum.
Lanjut kata Ulum, untuk cacing sebanyak 1 Kwintal butuh pakan sekitar 50 Kilogram. Sebanyak 50 Kilogram itu kata dia bisa habis dalam jangka waktu sekitar satu bulan.
Seiring berjalannya waktu, kini usaha bududaya cacing yang dia kembangkan bersama orang tuanya ini meningkat pesat. Ulum mengaku setiap hari panen cacing. Agar tidak kewalahan, saat ini ia dibantu keluarganya untuk panen.
Selain di jual, tepung cacing itu kata dia diolah dalam bentuk kopi cacing, jamu, kapsul, bahkan dijadikan minuman jus cacing. Beberapa keluarganya yang punya usaha yang sama bahkan sudah memproduksi dan memasarkan sendiri herbal kapsul cacing.(luk)