Gorontalo, mimoza.tv – Politisi yang juga mantan Ketua DPRD Kota Gorontalo mengatakan, hingga saat ini dirinya masih bisa mengakses portal FX Pamily, yang per 3 November 2021 kemarin secara resmi dinyatakan di tutup oleh Satgas Waspada Investasi.
“Jam 2 malam saya masih bisa mengakses portal FX Family. Tolong ini, paling tidak ini merupakan suatu pembuktian bahwa dimana sebenarnya ilegalisasi dari FX Family ini, sementara dia masih aktif,” ujar Nokson di acara dialog Forum Demokrasi Gorontalo, Senin (20/12/2021).
Lebih jauh dirinya menyampaikan, khusus Trading Forex ini memang tidak terjadi pertukaran uang karena memang disana ada yang namanya stop loss dan take profit yang bisa dikendalikan pasarnya sesuai dengan keinginan.
“Tapi OJK membiarkan begitu banyak. Pertengahan 2021 kemarin ada yang namanya Binomo yangpadahal sudah bertahun-tahun beroperasi di Indonesia. Ada juga yang namanya IQ Option yang juga sudah bertahun-tahun beroperasi. Dan itu salah satu bukti tadi malam jam 2 masih bisa diakses. Pertanyaannya apakah rilis-rilis yang dikeluarkan oleh OJK ini seperti itu efektivitasnya?,” imbuhnya.
Lanjut menurutnya, Rinto yang adalah pemilik dari FX Family tersebut tidak bisa juga serta merta disalahkan.
“Kita lebih banyak membicarakan pada tataran teoritis tentang Forex. Tapi si Rinto sendiri sudah menyatakan bahwa hubungan keperdataan antara dia dengan klien yang sudah dipakai uangnya, dijanjikan akan dapat diselesaikan pada bulan Januari 2022. Apakah ini sesuatu hal yang tidak perlu di dukung? Artinya begini, sudah dapat dipastikan kalau Rinto menjanjikan 30 persen, maka itu pasti Binary Option dan bukan Forex. Sebab tingkat profit daripada Binary Option itu kan hampir 90 persen bisa terjadi,” kata Nikson.
Bahkan menurutnya, jika Rinto punya kemampuan yang cukup tinggi dalam menganalisa, maka itu bisa terjadi.
“Tetapi di Indonesia yang namanya Binary Option itu tidak satupun yang mendapatkan izin baik dari Bappebti dan OJK. Sementara di tingkat lapangan ini jalan. Tanggung jawab dari SWI katakanlah yang menjadi harapan masyarakat untuk melindungi warga dari investasi seperti itu, tapi pada kenyataannya masyarakat punya animo untuk itu cukup besar,” pungkasnya.
Pewarta: Lukman.