Gorontalo, mimoza.tv – Persoalan antara Anggota DPRD Provinsi Gorontalo, Adhan Dambea dengan Ghalieb Lahidjun kembali mendapat sorotan dari Ketua LSM YAPHARA, Irfan Gani.
Kepada media ini Irfan menyorot soal pernyataan Ghalieb di salah satu media daring yang mengatakan Adhan Dambea politisi gagal move on.
“Kami mengenal dan bersama pak Adhan Dambea dari sejak jadi Anggota DPRD tahun 1999, lalu tahun 2004. Bahkan pernah menjadi Ketua DPRD Kota Gorontalo. Tahun 2008 silam juga beliau sebagai Wali Kota Gorontalo, dan saat ini terpilih jadi Aleg DPRD Provinsi Gorontalo,” ucap Irfan, Sabtu (8/1/2022).
Lebih lanjut dirinya mengatakan, meskipun Adhan Dambea pernah terpilih dan menjabat beberapa posisi di eksekutif maupun legislatif, namun tidak pernah hidup dengan menggunakan dana hibah.
“Pak AD (baca: Adhan Dambea) itu tidak pernah hidup menggunakan dana hibah. Kami dengar KNPI Provinsi Gorontalo yang dipimpin oleh Ghalieb mendapat hibah 500 juta dan hanya digunakan sewa sekertariat. Sementara tidak ada kegiatan kepemudaan yang dilaksanakan oleh KNPI,” imbuhnya.
Irfan menambahkan, sebagai pemuda Gorontalo, pihaknya mepertanyakan kejelasan dari dana hibah terasebut.
“Bukan hanya mempertanyakan, tetapi kami juga meminta pada aparat penegak hukum untuk menyelidiki hibah ini. Karena patut dicurigai hibah ini tidak digunakan untuk generasi muda,” tandasnya.
Sebelumnya lewat salah satu media online, Ketua KNPI Provinsi Gorontalo, Ghalieb Lahidjun menuding Adhan Dambea sebagai seorang politisi gagal move on. Tudingan itu disampaikan Ghalieb pasca dirinya dilaporkan oleh Adhan Dambea sebagai otak pelaku penyebaran majalah DELIK yang terbit 9 tahun silam.
Pewarta: Lukman.