Gorontalo, mimoza.tv – Pakar hukum pidana Universitas Trisakti, Abdul Fickar Hajar menyoroti sikap Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Firli Bahuri yang bberap waktu lalu membuat sederet kontroversi, seperti baliho berlogo KPK ada foto dirinya, serta pemberian penghargaan kepada sang istri, Ardiana Safitri yang telah menciptakan mars dan hymne KPK.
Fickar dalam keterangannya seperti yang mimoza.tv kutip dari Jawapos.com mengatakan, apa yang dilakukan oleh orang nomor satu di lembaga anti rasuah itu bukan contoh yang baik sebagai Ketua KPK. Apa yang dilakukan oleh Firli itu kata dia seperti orang yang melakukan praktek korupsi.
“Inilah gambaran model pimpinan yang berindikasi korupsi. Ada pelibatan keluarga bikin lagu. Seperti KPK ini milik keluarga saja,” ujar Fickri.
Adapun wajah Firli terpampang di baliho, yang kemudian di copot itu dipandangnya seperti pejabat yang bangga terhadap jabatan.
“Padahal ada fasilitas yang diberikan oleh negara selama menjabat sebagai pimpinan KPK. Ada baliho lah. Ini model pejabat zaman dulu yang bangga dengan jabatan dan fasilitas dari negara. Padahal tugasnya memberantas korupsi. Masyarakat tidak perlu menaruh harapan kepada KPK era Firli bahuri. Justru hal demikian itu merupakan kemunduran bagi kinerja KPK,” ujarnya.
Seementara itu, Ketua KPK Firli Bahuri mengaku tidak tahu menahu soal terpasangnya baliho yang ada gambar dirinya, yang menjadi buah perbiincangan publik. Malahan dirinya mengucapkan terima kasih atas terpasangnya baliho tersebut.
Dirinya meyakini, terpasangnya baliho itu justeru merupakan dukungan masyarakat terhadap kinerja KPK.
“KPK yang saya pimpin merupakan lembaga yang independen. Masyarakat yang banyak aspirasinya, jika itu dimaksudkan untuk mendukung kerja KPK, saya mengucapkan terima kasih. KPK adalah penegak hukum yang independen. Salam anti korupsi,” tandas Firli.
Pewarta : Lukman.
Sumber : Jawapos.com