Gorontalo, mimoza.tv – Belakangan ini wabah hepatitis misterius tengah menyebar di sejumlah negara termasu Indonesia. Dengan adanya kejadian akibat wabah ini, Pengurus Besar (Ikatan Dokter Indoenasia (PB IDI, serta Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mem9inta warga masyarakat terutama para orang tua untuk waspada dengan cara melakukan deteksi dini.
Piprim Basarah Yanuarso selaku Ketua Umum Pengurus Pusat IDAI dalam keterangannya mengatakan, deteksi dini yang dimaksud itu dilakukan saat menemukan beberapa gejala awal hepatitis misterius pada anak-anak sperti kuning, mual muntah,diare, nyeri perut, lesu, demam tinggi,serta penurunan kesadaran kejang.
“lakukan deteksi dini jika menemukan kondisi anak-anak dengan gejala mual muntah, diare, nyeri perut, lesu dan demam tinggi dengan cara segera mendatangi fasilitas layanan kesehatan terdekat,” ujar Piprim seperti yang mimoza.tv kutip dari cnnindonesia.com.
Disamping itu juga kata Piprim, ada juga gejala lainnya berupa nyeri sendi atau pegal disertai demam tinggi, mual, muntah, kehilangan nafsu makan, lesu, dan diare yang disertai kejang.
Kata dia, selama ini virus penyebab hepatitis yakni virus hepatitis A, B, C, D, dan E. Namun tak ada satu pun pasien yang terinfeksi satu dari kelima virus. Justru pada beberapa pasien ditemukan terinfeksi SARS-CoV-2 dan atau Adenovirus. Kasus hepatitis yang berawal di Jepang ini pun masuk Indonesia. Dilaporkan ada tiga anak meninggal akibat hepatitis akut.
“Kami meminta agar seluruh Organisasi Profesi Medis di bawah IDI, seluruh dokter dan tenaga kesehatan yang bertugas di berbagai jenis fasilitas kesehatan tingkat pertama yakni puskesmas, posyandu, klinik praktik mandiri, serta dokter praktik perorangan juga mewaspadai setiap gejala Hepatitis pada anak dan dewasa,” ujar Ketua Umum PB IDI, dr Moh. Adib Khumaidi, SpOT sebagaimana dikutip dari keterangan PB IDI dan IDAI pada Selasa (4/5).
Sementara itu, IDAI mendorong masyarakat untuk tetap tenang dan hati-hati. Guna mencegah infeksi, sangat disarankan untuk rajin mencuci tangan, minum air bersih dan matang, makan makanan yang bersih dan matang, membuang tinja atau popok sekali pakai pada tempatnya.
Di samping itu, disarankan untuk menggunakan alat makan sendiri-sendiri apalagi jika terdapat temuan salah satu gejala. Namun protokol kesehatan Covid-19 tidak boleh sampai kendor termasuk mengenakan masker dan menjaga jarak.
Pewarta : Lukman.
Artikel ini sudah tayang di CNNIndonesia.com