Gorontalo, mimoza.tv – Hari ini Penjabat Gubernur Gorontalo, Dr. Ir. Hamka Hendra Noer, M.Si, tiba di Gorontalo, Minggu (15/5/2022), sekirar pukul 11.00 WITA. Kedatangan Penjagub Hamka disambut oleh Sekertaris Daerah, Darda Daraba, serta pejabat dilingkungan Pemprov Gorontalo, yang selanjutnya dilanjutkan dengan prosesi adat mopotilolo oleh pemangku adat di bandara Djalaludin Gorontalo.
Seperti diketahui bersama, Penjagub Hamka yang pada Kamis (12/5) lalu dilantik oleh Mendagri Tito Karnavian, akan memimpin Gorontalo selama kurang lebih 2 tahun atau sampai dengan tahun 2024.
Banyak kalangan masyarakat berharap di tangan Hamka lah setumpuk pekerjaan rumah yang ditinggalkan oleh gubernur sebelumnya dapat diselesaika.
Pekerjaan rumah yang dimaksud adalah mengentaskan masakah klasik yang dalam satu dekade ini , dimana selama ini belum juga keluar dari daftar 10 besar daerah miskin di Indonesia. Penjagub Hamka akan memulai tugasnya dengan posisi penduduk misikin menurut data BPS September 2021 berjumlah 186, 29 ribu jiwa.
Persoalan lainnya di Gorontalo ini adalah soal literasi. Funco Tanipu, Dosen Jurusan Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial di Universitas Negeri Gorontalo dalam penyampaiannya di acara talk show Forum Demokrasi Gorontalo (FGD) menyebut, berdasarkan peta literasi dari Indonesian National Assessment Program (INAP), Gorontalo terburuk se pulau Sulawesi soal indeks literasi.
Provinsi Gorontalo kata Funco terburuk se pulau Sulawesi soal kompetensi matematika yang persentasenya mencapai 82 persen. Demikian juga soal membaca juga yang persentasinya 74 persen atau buruk. Bahkan lebih buruk kata dia, adalah soal sains yang persentasinya 86,48 persen.
Polemik yang tak kalah butuh perhatian juga adalah masalah deforestasi kawasan hutan di Gorontalo yang “Nauzubillah Min Zalik” kerusakannya.
Tahun 2017 jumlah luas kawasan hutan sebesar 764.881 hektar, pada tahun 2016 sekitar 786.726 hektar. 4 tahun sebelumnya atau di tahun 2013, luas hutan masih sekitar 824.668 hektar.
Dalam catatan Funco, selama 2013 sampai dengan 2017 ada sekitar 59.787 hektar luas kawasan hutan yang berkurang. Padahal pada tahun 2010 saja, luas hutan sudah berkurang 21 ribu hektar karena alih status kawasan taman nasional Bogani Nani Wartabone dibawah penguasaan kontrak karya dari PT. Gorontalo Minerals.
PR yang tak kalah jadi perhatian juga adalah soal pembangunan beberapa infrastruktur yang mandek era Rusli Habibie. Sebut saja pembangunan Islamic Center Gorontalo yang hingga kini masih bermasalah di pembebasan lahan.
Infrastruktur yang perlu menjadi atensi Penjagub Hamka juga adalah kondisi Jalan Prof. Dr Jhon Aryo Katili atau eks Jalan Andalas. Redaksi pernah mencatat, jalan yang membentang dari bundaran simpang lima hingga ke perempatan JDS ini kondisinya bak camilan kacang halua. Jalan ini mengoleksi sekitar 411 lubang yang ukuran besar kecil dan kedalamannya bervariasi. Sekitar satu dekade, jalan ini tak pernah tersentuh perbaikan.
Demikian juga dengan kondisi keuangan daerah, yang menurut saran Anggota DPRD Provinsi Gorontalo, Adhan Dambea, perlu dilakukan audit. APBD tahun 2021 kata Adhan, ada sisa lebih perhitungan anggaran (SILPA) kurang lebih Rp 230 miliar yang perlu di audit. Bahkan di sisi SDM juga Adhan meminta Pak Penjagub Hamka untuk mengevaluasi sejumlah pejabat terkait dengan persoalan moral.
Redaksi.