Gorontalo, mimoza.tv – Oknum polisi bernama Bripda MRW, yang merupakan salah seorang personel bagian pelayanan umum di SPN Gorontalo menembak rekannya sendiri yakni Bripda Arif P. Gani menggunakan senjata jenis pelontar gas air mata atau atau flash ball di Asrama Polisi Blok B. Nomor 3 SPN Gorontalo pada hari Jumat (16/9/2022) sekira Pukul 19.15 WITA.
Lalu seperti apa dan bagaimana spesifikasi senjata yang digunakan secara tidak sengaja oleh Bripda MRW terhadap rekannya tersebut, berikut nukilannya.
Seperti yang mimoza.tv kutip dari beberapa sumber, jenis senjata ini kerap kita lihat digunakan aparat polisi jika unjuk rasa atau demo itu ricuh. Rentetan tembakan dari pelontar gas air mata yang diluncurkan oleh aparat kepolisian jika terjadi ricuh, bisa membuat yang tengah berdemo kocar-kacir. Bukan apa-apa, efek asap yang mengandung zat kimia Ortho-Chlorobenzylidene Malononitrile itu mampu membuat mata perih.
Mengutip Boombastis.com, Polri kerap menggunakan senjata pelontar gas air mata buatan Perancis yang bernama Verney Carron Tear Gas. Dilihat dari namanya, benda satu ini merupakan peluncur gas yang efektif digunakan untuk menghalau demonstran saat terjadi kericuhan. Karena dinilai sangat ringkas dan cukup efektif di lapangan, Verney Carron jadi andalan polisi Indonesia.
Sosok senjata Verney Carron sangat disukai lantaran memiliki kaliber besar dibandingkan senjata lainnya. Saat digunakan, pelontar gas air mata ini memiliki kaliber ukuran 44 milimeter. Jelas, besaran tersebut membuat daya jangkau dari senjata menjadi lebih luas. Dikutip dari laman resmi Verney Carron, senjata dengan kode Lanceur De 40 dirancang untuk penegakan hukum dan mengendalikan wilayah yang terdampak kerusuhan.
Senjata pelontar gas air mata Verney Carron yang digunakan oleh pihak kepolisian kita ada dua jenis. Pertama, tipe Flas Ball Maxi (FBM) yang berukuran besar, berlaras ganda berdampingan tanpa popor dan masing-masing memiliki pelatuk sendiri. Kedua, merupakan varian Flash ball Super Pro (FBSP) yang berbentuk seperti pistol dua laras dengan posisi bertumpuk dan ditembakkan secara bergantian. Penggunaan amunisinya sendiri biasanya memakai jenis standar dan dispersal.
Indonesia sendiri sebenarnya sudah memproduksi senjata pengurai massa ini. Mengutip laman Pindad.com, senjata pelontar gas air mata ini namanya SAR-2 Kal 38 mm.
SAR-2 merupakan pelontar granat mandiri dengan kaliber 38mm. Senjata ini di desain untuk meluncurkan gas air mata serta peluru karet untuk pengendalian masa. Pelontar granat ini menggunakan sistem operasi manual dan memiliki pisir belakang yang dapat dilipat, untuk memaksimalkan keringkasan senjata ini. Selain itu, senjata ini juga memiliki vertical grip yang meningkatkan ergonomi dalam penggunaannya.
SAR-2 dengan total panjangnya mencamai 763 milimeter ini memiliki panjang laras 360 mm, lebar 54 mm, berat mencapai 2,36 kg, serta rentang efektif mencapai 125 meter.
Pewarta : Lukman.