Gorontalo, mimoza.tv – Direktur Eksekutif AMSI Nasional Adi Prast mengatakan, manusia lebih mudah menyerap informasi dari visual, baik itu dalam bentuk gambar maupun video dibandingkan dengan teks atau tulisan.
Hal itu diungkapkannya saat menjadi pemateri dalam Training Pre Bunking yang digelar oleh Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) di salah satu hotel di Kota Manado, 30 September hingga 1 Oktober 2022.
Adi Prast menjelaskan, dalam kurun waktu satu jam, mata manusia sendiri mengolah 36 ribu pesan visual, serta 90 persen informasi yang diterima itu ditransmisikan ke otak dalam bentuk visual. Olehnya kata dia, jurnalis dan media yang tergabung dalam AMSI harus aware.
“Sekarang ini era video. Dari kita bangun sampai tidur lagi yang kita lakukan adalah nonton video. Olehnya itu teman-teman jurnalis AMSI harus menyadari untuk bisa melakukan kampanye melalui cek fakta baik itu melalui Pre Bunking maupun Debungking itu harus melibatkan porsi video,” kata Edi Prast.
Melalui pelatihan yang digelar selama dua hari itu Adi Prast berharap, dengan membuat video proses kerja dari Debunking maupun Pre Bunking ini hasilnya bisa maksimal, dan pesannya tersampaikan.
“Otak manusia memproses visual 60 ribu kali lebih cepat dibandingkan dengan teks. Olehnya melalui pelatihan ini ada peningkatan kapasitas dan kompetensi bagaimana cara melakukan cek fakta, Pre Bunking, juga bagaimana mempersiapkan agar publik itu tidak termakan dengan hoaks,” imbuhnya.
Terakhir kata Adi Prast, agar pesan itu tersampaikan secara maksimal ke masyarakat, maka visual itu harus ada unsur menghibur.
Pewarta : Lukman.