Gorontalo, mimoza.tv – Ketua Organisasi Daerah (ORDA) Organisasi Amatir Radio Indonesia (ORARI) Provinsi Gorontalo, Adhan Dambea menyampaikan, siapa pun nanti yang bakal memimpin nanti diharapkan dapat menjalankan roda organisasi ini lebih berkembang lagi. Hal tersebut diungkap Adhan pada kegiatan Musyawarah Daerah (Musda) Ke IV ORARI Daerah Gorontalo Masa Bakti 2022 – 2027, yang digelar di Gedung bele Li Mbu’I Kota Gorontalo, Rabu (21/12/2022).
Dalam Musda ini kata dia, salah satu agendanya adalah memilih kepengurusan untuk periode 2022 – 2027.
“Alhamdulillah kegiatan ini dihadiri oleh Wakil Ketua Umum ORARI Pusat, serta pengurus ORARI lokal yang ada di kabupaten dan kota di Provinsi Gorontalo. Semuanya lengkap. Tetapi yang ingin saya tekankan, siapa pun nanti yang akan terpilih tidak masalah. Yang terpenting ini orang itu harus benar-benar membangun organisasi. Sebab seperti yang dikatakan, di ORARI ini tidak mendapatkan uang. Tetapi ini adalah organisasi hobi saja,” ucap Adhan.
Sebagai sosok Ketua ORDA ORARI Gorontalo sejak tahun 2004 silam, dirinya pernah menyelenggarakan kegiatan Musyawarah Nasional yang waktu itu dihadiri langsung oleh Ketua Umum.
“Itu semuanya menggunakan biaya pribadi. Kita tidak pernah menasukkanya ke APBD atau merengek-rengek minta dukungan dana dari pemerintah. Jadi kalu mau mengembangkan organisasi ini, jangan minta di APBD. Sebab APBD itu untuk kepentingan rakyat,” tukas pemilik Callsign YE8TAD ini.
Pada kesempatan itu juga Adhan mengungkap kekecewaannya kepada Pj Gubernur Gorontalo, Hamka hendra Noer yang rencananya akan membuka kegiatan tersebut, namun urung lantaran Pj Hamkah mendadak kedatangan tamu, dan digantikan oleh Sekda Provinsi Gorontalo.
“Sebelumnya pada hari Minggu belum lama ini saya bertemu dengan Pak Penjagub dan menyampaikan undangan langsung untuk membuka kegiatan. Beliau bersedia. Namun ketika hari kegiatan tiba, pagi saya dikirim agenda kegiatan Pak Gubernur dan disitu tertera ada kegiatan ORARI. Namun ketika saya telepon lagi ajudan, disampaikan ke saya bahwa ada tamu,” tutur Adhan.
Ketika ajudan Gubernur itu mengatakan akan digantikan oleh Sekda, Adhan menyampaikan balik bahwa itu adalah hak dari Pak Gubernur.
“Saya sampaikan kembali tidak hadir itu adalah hak beliau. Tidak perlu dihadirkan Sekda, sebab saya tidak perlu sekda,” tegasnya.
Pewarta : Lukman.