Gorontalo, mimoza.tv – Anggota DPRD Provinsi Gorontalo, Adhan Dambea berharap pihak lain tak ikut ikutan atau terkesan membonceng momen persoalan antara dirinya dengan Penjabat Gubernur (Penjagub) Gorontalo, Hamka Hendra Noer.
Hal itu dikatakan Adhan, menanggapi adanya pemberitaan yang terkesan menyerang Penjagub Hamkah Hendra Noer belakangan ini.
Sebagai rakyat maupun Anggota DPRD, kata dia sudah menjadi kewajiban untuk mengkritisi pejabat. Dan apa yang dilakukannya itu masih dalam batas yang normatif atau yang wajar-wajar saja. Ada tindakan pejabat yang ingkar janji, maka dirinya hanya sebatas mengingatkan.
“Saya tidak melecehkan pejabat maupun menghina pejabat. Saya hanya mengingatkan beliau terhadap janji. Itu sorotan saya. Tapi setelah saya mengamati, ternyata ada orang maupun kelompok-kelompok yang mungkin saja pernah kecewa dan lain sebagainya, terkesan memanfaatkan momentum saya mengkritisi beliau (baca ; Penjagub). Bahkan sampai menyerang ke masalah pribadi dengan mengatakan, pejabat ini tidak cocok menjadi Penjagub dan hanya cocok di kementerian dan sebagainya,” kata Adhan di ruang kerjanya, Kantor Yayasan AD Center, Jumat (23/12/2022).
Menurutnya, pernyataan dari orang maupun kelompok itu adalah sikap pandeng enteng, tendensius bahkan terlihat seperti pernyataan pesanan dari orang lain.
“Kalau saya dengan beliau tidak punya kepentingan apa-apa. Saya hanya sebatas mengingatkan beliau, apalagi mencari-cari kesalahannya. Saya kasih contoh, waku dengan Rusli Habibie itu saya hantam terus. Tapi itu antara saya dengan Rusli. Bukan karena ada hasutan dari orang lain. Itu murni antara saya dengan dia (baca ; Rusli). Saya tidak mau lantaran ada hasutan dari orang lain,” tegasnya.
Kepada pihak lain sekali lagi Adhan menegaskan untuk tidak ikut-ikutan atau memboceng dalam permasalahan dirinya dengan Penjagub Hamkah.
“Saya tidak mau apa yang menjadi persoalan dengan beliau itu merembet keluar dari konteks. Tidak ke hal yang sifatnya tendesius. Bahkan yang lain dalam pemberitaan sampai mengatakan Pak Hamkah tidak cocok jadi Penjagub dan hanya cocok jadi staf menteri. Itu kan tendesius dan merupakan pelecehan.
Sambung mantan Wali Kota Gorontalo ini, seoerang politisi harus jujur dan tidak boleh membonceng di momen orang lain.
“Kalau mengkritisi Penjagub, mengapa tidak dari sebelum saya mengkritik Penjagub Hamka. Mengapa waktu pejabat-pejabat sebelum Hamka tidak pernah ada orang yang berani kritisi?. Itu namanya munafik. Kalau saya, siapapun dia. Mulai jaman Fadel, Gusnar, Rusli, kalau tidak betul saya kritisi,” tandas Adhan.
Pewarta : Lukman.