Gorontalo, mimoza.tv – Mikson Yapanto salah satu tokoh masyarakat Pohuwato meminta Kapolda Gorontalo untuk secepatnya memproses hukum pelaku penganiayaan terhadap Wahyu Nento, warga Desa Buntulia Tengah, Kecamatan Buntulia, Kabupaten Pohuwato yang dilakukan oleh olnum Kepala kesbangpol Kabupaten Pohuwato belum lama ini.
Apalagi kata Mikson, penganiayaan itu diduga melibatkan dua oknum polisi.
“Saya minta kepolisian segera menindaklanjuti adanya insiden ini. Apalagi diduga penganiayaan ini melibatkan dua oknum polisi,” ucap Mikson saat diwawancarai Ahad (4/6/2023).
Jika hal ini tidak segera ditindak lanjuti, menurutnya justeru akan menimbulkan trauma bagi korban dan keluarganya.
“Selaku tokoh masyarakat saya minta ini secepatnya di proses biar ada kepastian hukum. Khawatirnya dari kejadian ini nanti akan jadi liar, dan kemana-mana. Dengan adanya kejadian ini tentu ada kehawatiran dari keluarga korban,” ujarnya.
Selain dua oknum polisi yang diduga ikut serta, Mikson juga menyoroti oknum Kepala Kesbangpol Kabupaten Pohuwato, Yunus Muhammad yang terindikasi melakukan penganiayaan.
“Sebagai pejabat, seharusnya beliau (baca : Kepala Kesbangpol) harus memberikan contoh yang baik kepada masyarakat. Jika ada hal hal yang kurang berkenan, seharusnya dibicarakan dulu baik-baik. Bukan malah main pukul seperti itu,” imbuhnya.
Sebelumnya, Wahyu Nento mengaku telah dianiaya saat dirinya diminta untuk datang ke rumah kediaman Yunus di Tabongo, Kabupaten Gorontalo. Ketika tiba di dekat rumah pelaku, Wahyu mengaku di pukul, tangannya di borgol dan kedua kakinya di ikat. Selain itu ia juga mengaku kedua mata juga mulutnya di tutup menggunakan lakban.
Pasca dianiaya oleh Yunus Muhammad Cs, Wahyu juga mengaku di bawa dan bahkan menginap di Resmob Polda Gorontalo.
“Ketika tiba di depan rumah, saya di suruh turun dari mobil. Tiba-tiba dari belakang ada yang menodongkan semacam senjata. Saya tidak tau siapa itu. Karena dipaksa masuk saya tidak mau, akhirnya saya di banting dan di pukul. Kemudian saya di seret. Tangan saya di borgol. Mata dan mulut saya di lakban. Kaki juga di ikat pakai lakban,” tutup Wahyu.
Penulis : Lukman.