Gorontalo, mimoza.tv – Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Gorontalo mengungkap komoditas utama yang menjadi penyumbang terjadinya inflasi pada bulan Juli 2023.
Dari data yang tercantum di website BPS, gorontalo.bps.go.id, angkutan udara menjadi komoditas nomor satu penyumbang utama inflasi, yakni sebesar 0,12 persen. Disusul kemudian dengan nasi dan lauk atau nasi campur yang persent6asenya mencapai 0,12. Senentara cabai rawit menempati posisi ke tiga dengan angka inflasinya mencapai 0,11.
Sementara bawang merah menempati urutan ke empat, sebesar 0,06 persen, urutan ke lima adalah beras, dengan angka persentasenya mencapai 0,04 persen.
Data grafis BPS juga menunjukan komoditas bawang putih menempati posisi ke enam sebesr 0,02, gula di posisi ke tujuh dengan angka sebesar 0,02. Kemudian duku atau langsat menempati posisi ke delapan, dengan angka persentasenya mencapai 0,02. Angkutan laut menempati posisi ke Sembilan dengan besaran inflasinya mencapai 0,01, dan urutan ke sepuluh ditempati oleh mesin cuci yang mengalami inflasi sebesar 0,01.
Kepala BPS Provinsi Gorontalo, Mukhamad Mukhanif dalam siaran persnya awal Agustus ini mengatakan, inflasi MtM atau perubahan IHK juli 2023 terhadap Mei 2023 sebesar 0,25 persen. Sementara inflasi tahun ke tahun atau YoY perubahan IHK juli 2023 terhadap Juli 2022 sebesar 1,74.
“Untungnya inflasi ini tidak terlalu tinggi. Sehingga secara MtM cukup terkendali. Demikian juga dengan beras yang mengalami kenaikan yang sebenarnya level harganya juga sudah tinggi,” ujar Mukhanif.
Sementara untuk gula pasir, kata Mukhanif baru kali ini masuk dalam kelompok sepuluh komoditas penyumbang inflasi. Demikian juga dengan yang lainnya seperti angkutan laut dan mesin cuci yang jarang masuk dalam kelompok penyumbang inflasi.
“Jadi jarangnya ini lebih kepada komoditas yang biasanya masuk sepuluh komoditas dalam kelompok penyumbang inflasi, itu ada di kelompok deflasi. Contohnya tomat, ikan layang atau ikan benggol, dan ikan malalugis atau ikan sohiri,” tandas Mukhanif.
Penulis : Lukman.