Gorontalo, mimoza.tv – Polemik ‘nyanyian’ Ifana Abdulrahman di berbagai media nasional maupun di kanal You Tube milik Uya Kuya rupanya mulai banyak menyerempet pihak-pihak lain. Keberadaan NP sebagai Presidium Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) Prov Gorontalo ikut mendapat sorotan.
Dihubungi wartawan ini, Aktifis Kab Gorontalo, Arif Rahim meminta korps tersebut tidak hanya diam terhadap prahara yang menimpa pimpinannya. Dengan tegas Arif meminta KAHMI Gorontalo ikut bertanggungjawab menyelesaikan masalahnya.
“Sikap diam ini justru jadi penegas bahwa KAHMI sekaan mau tampak bersih, tak merasa beratnggungjawab soal masalah dugaan perbuatan tak bermoral yang dilakukan salah satu pimpinannya,” ucap Arif.
Kata Arif, sebagai organisasi para cerdik pandai yang mengusung nama Islam, harusnya KAHMI terdepan dalam menegakkan nilai-nilai Islam. Jangan nama Islam hanya sekedar dijadikan simbol tanpa penghayati substansi dari nilai islam itu sendiri.
Ia pun meminta KAHMI segera menonaktifkan pimpinannya yang diduga melakukan perbuatan yang tidak senonoh atau setidaknya memeriksa yang berangkuatan sesuai prosedur organisasi dan jika terbukti salah harus memecatnya.
“KAHMI tidak bisa berkelit bahwa mereka tidak mengetahui duduk persoalannya. Sebab sudah puluhan media yg memberitaknnya. Masa KAHMI yang beranggotakan orang-orang pintar bergelar doctor dan profesor tidak melek informasi dan tidak peka nuraninya,” imbuhnya.
Apalagi sambung Arif, Presidium KAHMI beberapa anggotanya Kepala Daerah yang telah menyandang gelar adat. Sehingga seharunya mereka yang bergelar adat tersbut harus terdepan dalam menegakan nilai-nilai islam sesuai paradigma Adat Gorontalo.
“Memang berat. Masa jeruk makan jeruk. Tetapi demikianlah resiko pemimpin. Jangan hanya mau enaknya tapi menghindar hala-hal pahit. Saya sebagai orang luar sekedar mengingatkan karena tidak elok jika kemudian HMI nanti yang akan bicara. Itu bisa memalukan,” tandas Arif.
Penulis : Lukman.