Gorontalo, mimoza.tv – Peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Provinsi Gorontalo yang ke-23 menjadi panggung bagi Anggota Komisi I DPRD Provinsi Gorontalo, Adhan Dambea, untuk menyoroti permasalahan kemiskinan yang masih menjadi bayang-bayang di tengah kemegahan perayaan. Meskipun pemekaran provinsi ini dilandaskan pada keinginan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, Adhan menilai bahwa setelah 23 tahun, situasinya belum mengalami perubahan signifikan.
Dalam wawancara eksklusif dengan awak media setelah Sidang Paripurna di kantor DPRD, Adhan mengungkapkan bahwa Provinsi Gorontalo, sejak memisahkan diri dari Sulawesi Utara, memulai perjalanan dari kondisi kemiskinan. Meskipun terjadi penurunan kemiskinan sekitar 12 persen antara tahun 2000 hingga 2012, namun dalam 10 tahun terakhir, penurunan tersebut hanya mencapai beberapa persen saja. Saat ini, tingkat kemiskinan di Gorontalo masih berkisar lebih dari 15 persen.
“Antara tahun 2000 hingga 2012 terdapat penurunan sekitar 12 persen. Tetapi 10 tahun berikutnya atau sampai tahun 2022 penurunan tersebut hanya mencapai beberapa persen saja. Tingkat kemiskinan di Gorontalo saat ini masih berada di angka lebih dari 15 persen,” ungkap Adhan.
Menyoroti fakta bahwa Gorontalo masuk dalam lima daerah termiskin di Indonesia, Adhan menekankan tanggung jawab bagi pencetus Provinsi Gorontalo untuk bertemu dengan bupati/walikota guna merumuskan langkah-langkah konkret dalam membangun Gorontalo.
“Saya minta pencetus Provinsi Gorontalo untuk bertanggung jawab. Mereka harus bertemu dengan bupati/walikota untuk merumuskan bagaimana membangun Gorontalo ini,” tegas Adhan.
Sementara itu, Pj Gubernur Gorontalo, Ismail Pakaya, turut mengakui bahwa kemiskinan masih menjadi tantangan besar bagi pemerintah dan seluruh elemen masyarakat di provinsi tersebut. Dalam wawancara terpisah, Pakaya mengajak seluruh elemen masyarakat Gorontalo untuk bersatu melawan tantangan tersebut.
“Ada satu PR yang belum kita tuntaskan di Provinsi Gorontalo. PR itu adalah angka kemiskinan. Walaupun dibandingkan dengan di awal terbentuknya provinsi ini, kemiskinan di Gorontalo itu 20 persen. Saat ini 15 persen. Tetapi kita masih rata-rata di atas nasional. Kita di urutan ke-5. Inilah PR dari cita-cita terbentuknya provinsi yang sama-sama kita cintai ini,” ucap Pj Gubernur.
Dalam momentum perayaan HUT provinsi ini, Pj Gubernur berharap agar seluruh elemen masyarakat bersama pemerintah provinsi, kabupaten, dan kota dapat bersatu untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat hingga mampu keluar dari lima besar daerah termiskin.
“Sekali lagi ini butuh kerja keras dari kita semua. Semoga momentum ini membawa perubahan kemajuan dan kesejahteraan masyarakat Gorontalo ke depan,” pungkas Pj Gubernur. Semua harapan tertuju pada upaya bersama demi melampaui tantangan kemiskinan dan mempersembahkan kesejahteraan bagi warga Gorontalo.
Penulis : Lukman.