Jakarta, mimoza.tv – mengantisipasi adanya resiko tekanan inflasi jelang Natal dan Tahun Baru (Nataru) 25 Desember 2023 dan Tahun Baru 2024, Kantor Perwakila Bank Indonesia (KPwBI) bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi dan Kabupaten/Kota se-Provinsi Gorontalo menggelar High Level Meeting (HLM), yang dilaksanakan di Ball Room Saronde, KPwBI Gorontalo, Senin (11/12/2023).
Dalam kegiatan itu seluruh pihak terkait merumuskan poin-poin penting sebagai upaya dan strategi pengendalian inflasi dan ketersediaan pangan khususnya mengantisipasi risiko tekanan inflasi jelang Hari Besar Keagamaan (HBKN) Natal dan Tahun Baru.
Adapun 4 poin yang berhasil dirumuskan oleh pemangku kebijakan itu sebagai berikut:
- Mengintensifkan pemantauan pangan bergejolak: beras, cabai, tomat melalui Early Warning System seiring dengan meningkatnya permintaan sesuai dengan pola historis/musiman.
- Mendorong ketersediaan barang pokok melalui GPM (Gelar Pangam Murah) lebih intensif jelang HBKN Nataru
- Menjaga ekspektasi masyarakat untuk tidak melakukan konsumsi secara berlebihan (Belanja Bijak).
- Memanfaatkan peran BULOG untuk membantu pengendalian harga terutama beras dan minyak kelapa dan disiapkan 4 ton daging sapi untuk wilayah tertentu jelang HBKN Nataru.
Penjabat (Pj) Gubernur Gorontalo, Ismail Pakaya menyampaikan, kehadiran dalam High Level Meeting menjadi bukti keseriusan untuk menanggulangi inflasi di Provinsi Gorontalo dimana Gorontalo menjadi daerah yang paling besar inflasinya.
“Berdasarkan pertemuan secara daring dengan mendagri pada Senin 11 Desember 2023, saat ini Kabupaten Bone Bolango dan Kabupaten Gorontalo merupakan daerah yang memiliki IPH tertinggi. Disamping itu, rata-rata harga cabai rawit di Sulawesi adalah Rp. 100.000, namun harga cabai rawit di Gorontalo berada di angka Rp140.000,” ucap Pj Ismail.
Pj Ismail mengatakan, naiknya harga cabai di Gorontalo dikarenakan adanya kesepakatan antara pedagang di Sulawesi Utara dan Gorontalo untuk memainkan harga. Menurutnya, permainan harga untuk membeli cabai dari petani ini yang menjadi biang penyebab rusaknya harga dan tidak menguntungkan pengepul.
Setali tiga uang, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Gorontalo, Dian Nugraha, menyampaikan bahwa tingginya angka inflasi di bulan Desember 2023 di prediksi dipengaruhi oleh komoditas ayam pedaging, tomat, beras, bawang merah dan cabai rawit yang disebabkan adanya peningkatan permintaan.
“Kami berharap, melalui HLM ini dapat meningkatkan kolaborasi dan sinergi dalam setiap program dan kebijakan Pemerintah Daerah dan Bank Indonesia khususnya inflasi di Provinsi Gorontalo tidak naik lagi dipenghujung tahun 2023,” tandas Dian Nugraha. (rls/luk)