Gorontalo, mimoza.tv – Belum lama ini Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo mengungkap, sekitar 50 warga korban banjir di Kota Gorontalo dan Kabupaten Gorontalo terserang Leptospirosis. Dari jumlah itu, empat diantaranya meninggal dunia.
Bahkan dikutip dari pemberitaan di website dinkes.gorontaloprov.go.id, Tim Kerja Surveilans Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes RI, Puhilan menjelaskan bahwa kasus penyakit Leptospirosis di Provinsi Gorontalo telah memenuhi syarat Kejadian Luar Biasa (KLB) sesuai dengan Permenkes Nomor 1501 tahun 2010 tentang Jenis Penyakit Menular Tertentu yang Dapat Menimbulkan Wabah dan Upaya Penanggulangan.
Lalu seperti apa penyakit yang menyerang puluhan warga Gorontalo tersebut! Berikut penjelasannya seperti yang mimoza.tv kutip dari alodokter.com.
Leptospirosis adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Leptospira. Bakteri ini dapat menyebar melalui urine atau darah hewan yang terinfeksi. Beberapa hewan yang tergolong sebagai perantara penyebaran leptospirosis adalah tikus, sapi, anjing, dan babi.
Gejala pada leptospirosis mirip dengan gejala penyakit flu, tetapi lebih berat serta disertai dengan bengkak di kaki dan tangan, serta kulit menjadi kuning. Jika tidak diobati dengan tepat, leptospirosis dapat menyebabkan kerusakan organ dalam, bahkan mengancam nyawa.
Penyebab Leptospirosis
Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Leptospira interrogans yang hidup selama beberapa tahun di ginjal ginjal. Beberapa hewan yang dapat menyebarkan bakteri Leptospira adalah: anjing, babi, kuda, sapi, dan tikus.
Bakteri Leptospira sewaktu-waktu dapat keluar bersama urine sehingga mengontaminasi air dan tanah. Di air dan tanah, bakteri ini dapat bertahan selama beberapa bulan atau tahun.
Sementara itu, penularan bakteri Leptospira ke manusia dapat terjadi akibat hal-hal berikut:
Kontak langsung antara kulit dengan urine hewan pembawa bakteri, kontak antara kulit dengan air dan tanah yang terkontaminasi urine hewan pembawa bakteri, konsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi urine hewan pembawa bakteri.
Bakteri Leptospira dapat masuk ke dalam tubuh melalui luka terbuka, baik luka kecil seperti luka lecet, maupun luka besar seperti luka robek. Bakteri ini juga bisa masuk melalui mata, hidung, mulut, dan saluran pencernaan.
Leptospirosis bisa menular antarmanusia melalui ASI atau hubungan seksual, tetapi kasus ini sangat jarang terjadi.
Faktor risiko leptospirosis
Leptospirosis banyak ditemui di negara tropis dan subtropis, seperti Indonesia. Hal ini karena iklim yang panas dan lembap bisa membuat bakteri Leptospira bertahan hidup lebih lama. Leptospirosis juga lebih sering terjadi pada orang dengan kondisi berikut:
Menghabiskan sebagian besar waktunya di luar ruangan, seperti pekerja tambang, petani, atau nelayan
Sering berinteraksi dengan hewan, seperti peternak, dokter hewan, atau pemilik hewan peliharaan. Memiliki pekerjaan yang terkait dengan saluran pembuangan atau selokan, tinggal di daerah rawan banjir, sering melakukan olahraga atau rekreasi air di alam bebas
Gejala Leptospirosis
Pada beberapa kasus, gejala leptospirosis tidak muncul sama sekali. Namun, pada kebanyakan penderita, gejala penyakit ini bisa muncul 1–2 minggu setelah terpapar bakteri Leptospira.
Gejala leptospirosis sangat bervariasi pada setiap penderita dan awalnya sering kali dianggap sebagai gejala penyakit lain, seperti flu atau demam berdarah. Tanda dan gejala awal yang muncul pada penderita leptospirosis antara lain:
Demam tinggi dan menggigil, sakit kepala, mual, muntah, dan tidak nafsu makan, diare, mata merah, nyeri otot, terutama pada betis dan punggung bawah, sakit perut, bintik-bintik merah di kulit yang tidak hilang saat ditekan.
Keluhan itu biasanya pulih dalam waktu sepekan. Namun, pada sebagian kasus, penderita dapat mengalami penyakit leptospirosis tahap dua yang disebut dengan penyakit Weil. Penyakit ini terjadi akibat peradangan yang disebabkan oleh infeksi.
Penyakit Weil dapat berkembang 1–3 hari setelah gejala leptospirosis muncul. Keluhan yang timbul bervariasi, tergantung pada organ yang terinfeksi. Gejala dan tanda pada penyakit Weil antara lain: demam, sulit buang air kecil, bengkak di tangan dan kaki, perdarahan, seperti mimisan atau batuk berdarah, nyeri dada, sesak nafas, jantung berdebar-debar, lemas dan keringat dingin, sakit kepala dan leher kaku.
Kapan harus ke dokter
Periksakan diri ke dokter jika mengalami gejala yang disebutkan di atas. Gejala leptospirosis terkadang mirip dengan gejala penyakit infeksi lain sehingga perlu dilakukan pemeriksaan untuk mengetahui penyebab pastinya sebelum terjadi komplikasi.
Segera ke IGD rumah sakit terdekat jika Anda mengalami gejala-gejala leptospirosis yang lebih parah, seperti: penyakit kuning, sulit buang air kecil, tangan dan kaki bengkak, nyeri dada, sesak napas, dan batuk berdarah.
Penulis : Lukman.