Gorontalo, mimoza.tv – Menjelang tahapan debat publik antara kandidat Calon Gubernur dan Wakil Gubernur, KPU Provinsi Gorontalo mulai mempersiapkan pelaksanaan debat itu dengan menggelar Rapat Koordinasi Pembentukan Tim Perumus dan Panelis, Senin (14-10-2024)
Rapat ini membahas sejumlah hal penting terkait pelaksanaan debat yang dijadwalkan akan berlangsung dalam tiga tahap, dimana untuk tahap pertama akan digelar pada tanggal 25 Oktober, dilanjutkan dengan tahap kedua pada tanggal 10 November, serta tahap ketiga pada tanggal 20 November 2024.
“Dalam rapat persiapan ini kita membahas soal tim perumus dan panelis yang akan bertanggung jawab atas penyusunan materi debat serta aspek teknis lainnya. Tim ini nantinya diharapkan dapat bekerja optimal agar pelaksanaan debat bisa berjalan dengan baik, dan memberikan manfaat bagi masyarakat dalam menentukan pilihan mereka,” ujar Ketua KPU Provinsi Gorontalo, Sophian Rahmola.
Sebelum dilaksanakannya acara debat antar kandidat, pihaknya akan terlebih dahulu menggelar rapat teknis dengan para kandidat, yang tujuannya untuk menghindari adanya unsur saling menghujat antara satu dengan lainnya. Termasuk juga menghindari bentrok.
“Tehnical meeting ini tujuannya agar setiap Paslon itu tau dan paham aturan mainnya. Termasuk nanti LO dari masing-masing kandidat yang akan menyampaikan kepada pendukung masing-masing. Ini menjadi hal penting agar tidak mengganggu jalannya debat,” ujarnya.
Soal debat publik itu sendiri kata Sophian, dibutuhkan oleh masyarakat Gorontalo untuk mendengarkan program dan visi, misi dari para calon. Termasuk juga mengolaborasi berbagai pertanyaan-pertanyaan yang dalam hal ini dipercayakan kepada para panelis.
Ditanya, berapa jumlah pendukung yang diperbolehkan masuk dalam acara debat, sophian mengatakan, hal itu akan dibicarakan kembali bersama para LO masing-masing kandidat.
“Intinya bahwa supaya tidak ada penumpukan dari tiap-tiap pendukung, dan justeru hanya akan mengganggu jalannya debat. Saat debat itu juga kami menggunakan media untuk menyebarluaskan situasi atau siaran langsung debat publik itu. Biar masyarakat tidak perlu berbondong-bondong datang di tempat debat, tapi bisa menyaksikannya lewat radio, tv, maupun perangkat gawai masing-masing,” tandasnya.
Penulis : Lukman.