Mimoza.tv – Di tengah dominasi negara-negara Barat yang cenderung mendukung Israel, negara yang satu ini justru tampil sebagai salah satu pendukung paling vokal bagi kemerdekaan Palestina. Ya, Irlandia meski mayoritas penduduknya beragama Katolik, tetapi dukungan terhadap Palestina lebih didasarkan pada sejarah kolonialisme, nasionalisme, dan prinsip hak asasi manusia.
Dukungan Berakar dari Sejarah
Sejarah panjang Irlandia yang pernah dijajah oleh Inggris selama berabad-abad menjadi salah satu faktor utama yang membentuk empati rakyatnya terhadap Palestina. Mereka melihat perjuangan Palestina sebagai cerminan dari perjuangan mereka sendiri dalam memperoleh kemerdekaan pada tahun 1921. Pengalaman penjajahan, konflik berdarah, serta perjuangan untuk merdeka menumbuhkan rasa solidaritas yang mendalam terhadap bangsa Palestina yang hingga kini masih berjuang melawan pendudukan Israel.
Paralel dengan Konflik Irlandia Utara
Banyak orang Irlandia juga melihat konflik Palestina mirip dengan konflik yang pernah melanda Irlandia Utara. Selama dekade 1960-an hingga 1990-an, masyarakat Katolik nasionalis di Irlandia Utara mengalami diskriminasi dan konflik berkepanjangan melawan kelompok Protestan unionis yang didukung oleh Inggris. Situasi ini sering disamakan dengan kondisi rakyat Palestina yang menghadapi pendudukan, pengusiran, dan diskriminasi dari Israel.
Dukungan dari Partai Politik dan Pemerintah
Dukungan terhadap Palestina bukan hanya berasal dari rakyat Irlandia, tetapi juga tercermin dalam sikap pemerintah dan partai politiknya. Partai nasionalis Sinn Féin, yang memiliki sejarah panjang dalam perjuangan kemerdekaan Irlandia, secara terbuka mendukung Palestina dan sering mengibarkan bendera Palestina dalam kampanye-kampanyenya. Parlemen Irlandia juga telah beberapa kali mengeluarkan resolusi yang mengutuk aneksasi wilayah Palestina oleh Israel dan mendukung langkah-langkah boikot terhadap produk dari permukiman ilegal Israel di Tepi Barat.
Pada tahun 2021, Irlandia menjadi negara Eropa pertama yang secara resmi menyatakan bahwa tindakan Israel di Tepi Barat merupakan “pendudukan de facto” yang melanggar hukum internasional. Hal ini menunjukkan bahwa sikap pro-Palestina di Irlandia bukan sekadar opini publik, tetapi juga tercermin dalam kebijakan resmi pemerintahnya.
Sikap Gereja Katolik dan Nilai Kemanusiaan
Meskipun Irlandia mayoritas Katolik, dukungan terhadap Palestina tidak didasarkan pada faktor agama, melainkan nilai kemanusiaan dan keadilan sosial. Vatikan sendiri, yang menjadi pusat Gereja Katolik, telah lama menyuarakan dukungan terhadap solusi dua negara dan mengkritik pendudukan Israel. Paus Fransiskus dan pemimpin Gereja Katolik lainnya kerap menyerukan perdamaian dan keadilan bagi rakyat Palestina.
Banyak warga Irlandia yang terlibat dalam gerakan solidaritas untuk Palestina, termasuk kampanye Boycott, Divestment, Sanctions (BDS) yang bertujuan menekan Israel agar menghentikan kebijakan pendudukannya. Selain itu, mural-mural di kota-kota seperti Belfast dan Derry sering menggambarkan simbol solidaritas dengan Palestina, menunjukkan bahwa dukungan ini sudah menjadi bagian dari kesadaran sosial masyarakat Irlandia.
Kesimpulan
Irlandia telah membuktikan bahwa dukungan terhadap Palestina bukanlah soal agama, melainkan soal prinsip keadilan, kemerdekaan, dan hak asasi manusia. Sebagai negara yang pernah mengalami penjajahan dan konflik panjang, Irlandia memahami perjuangan rakyat Palestina dan terus menyerukan hak mereka untuk merdeka. Di saat banyak negara Eropa lebih memilih bersikap netral atau mendukung Israel, Irlandia tetap teguh dalam posisinya sebagai salah satu pendukung utama kemerdekaan Palestina di dunia Barat.
Penulis : Lukman.
*Dari berbagai sumber.