Gorontalo, mimoza.tv – Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Provinsi Gorontalo terus memperkuat ekosistem pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) binaannya. Salah satunya melalui gelaran Talk Show UMKM Naik Kelas: Branding Kuat, Digital Hebat, Omzet Melonjak yang menjadi bagian penting dari rangkaian Hulonthalo Art & Craft Festival (HACF) 2025 di Gorontalo Convention Center, Sabtu (27/9/2025).
Talk show ini menghadirkan pakar branding nasional, Franka Soeria, yang mengupas strategi Creative Thinking in Digital Branding. Ia menekankan pentingnya konsistensi, storytelling, serta pemanfaatan platform digital sebagai kunci membangun merek yang kuat. Dengan penetrasi internet yang telah menembus 79% populasi Indonesia pada 2024, digitalisasi dipandang sebagai peluang besar bagi UMKM Gorontalo untuk memperluas pasar hingga ke level nasional bahkan global.
“Pelaku UMKM tidak cukup hanya mengandalkan kualitas produk. Mereka juga harus pandai menampilkan nilai, identitas, dan keunikan yang membedakan produk mereka dari yang lain,” jelas Franka.
Selain talk show, HACF 2025 juga dirangkai dengan Seminar Nasional Karawo bertajuk “Narasi di Setiap Benang: Menangkap Peluang Pasar untuk Masa Depan Karawo” yang digelar Minggu (28/9/2025). Seminar ini menghadirkan narasumber lintas bidang, mulai dari akademisi UNG, desainer, hingga pelaku industri fesyen nasional.
Di hadapan peserta, Franka juga menegaskan pentingnya mengemas Karawo secara kreatif agar inklusif, relevan dengan tren global, dan bisa dikenakan lintas generasi. Strategi pemasaran fesyen yang ia paparkan meliputi identifikasi target pasar, pembangunan identitas merek, pemanfaatan media sosial, inovasi desain, hingga aspek keberlanjutan.
Kepala KPwBI Provinsi Gorontalo, Bambang Satya Permana, menyebut bahwa talk show UMKM dan seminar Karawo merupakan dua sisi yang saling melengkapi.
“UMKM diperkuat melalui branding dan digitalisasi, sementara Karawo diangkat sebagai ikon budaya Gorontalo yang punya daya saing global,” ujar Bambang.
Menurutnya, HACF 2025 bukan sekadar festival seni dan kriya, melainkan wadah kolaborasi yang dirancang untuk memberikan dampak nyata bagi pelaku usaha lokal.
“Gorontalo tidak hanya dikenal dengan kekayaan budaya, tetapi juga sebagai pusat kreativitas dan daya saing ekonomi yang siap melangkah ke panggung global,” tandasnya.
Dengan penguatan kapasitas UMKM sekaligus pengarusutamaan Karawo, Bank Indonesia Gorontalo ingin memastikan bahwa kreativitas lokal tidak berhenti pada kebanggaan budaya, tetapi juga menjadi motor penggerak ekonomi daerah. (rls/luk)