Oleh: Hendrawan Dwikarunia Datukramat
(Presiden BEM UNG 2023, Aktivis & Analis Gerakan Sosial)
Beberapa pekan terakhir, ruang publik Gorontalo Utara terasa sesak. Energi kolektif kita terkuras dalam pusaran kegaduhan, saling serang narasi di media sosial, serta perdebatan yang sayangnya sering kali tergelincir dari substansi menjadi sentimen personal. Tanpa sadar, kita semua terseret dalam sebuah drama politik yang mengaburkan pandangan dari persoalan yang jauh lebih fundamental.
Kita seolah lupa bahwa Gorontalo Utara memiliki agenda-agenda kerakyatan yang jauh lebih mendesak untuk dikawal bersama. Mari kita berhenti sejenak dan merenung: apakah kegaduhan ini yang benar-benar dibutuhkan daerah kita?
Sementara kita sibuk berdebat soal siapa yang benar dan siapa yang salah dalam sebuah kontroversi, ada pertanyaan-pertanyaan krusial yang justru menunggu jawaban. Bagaimana kabar pengawalan terhadap dugaan kasus korupsi di daerah ini? Apakah kita sudah cukup lantang memastikan transparansi dan akuntabilitas anggaran? Bagaimana progres perbaikan pelayanan publik di desa-desa? Apakah keluhan masyarakat soal infrastruktur dasar, akses kesehatan, dan mutu pendidikan sudah benar-benar terjawab?
Kegaduhan dan perpecahan adalah “karpet merah” bagi mereka yang tidak ingin kinerjanya diawasi. Saat publik sibuk saling menjatuhkan atas dasar sentimen personal atau kelompok, mereka yang seharusnya kita awasi justru bekerja dalam senyap. Para pencari rente dan birokrat yang lalai adalah pihak yang paling diuntungkan ketika energi kritis kita habis untuk saling bertikai.
Gorontalo Utara adalah rumah kita bersama. Perbedaan pandangan politik adalah hal yang wajar; kritik merupakan vitamin demokrasi. Namun, jangan biarkan kritik itu merobek tenun persatuan kita. Jangan biarkan drama personal mengalahkan kepentingan kolektif untuk membangun daerah. Sudah saatnya kita “naik kelas” — lebih dewasa dalam berdemokrasi, serta mampu membedakan antara sensasi dan substansi.
Karena itu, saya mengajak seluruh elemen masyarakat, pemuda, aktivis, dan para pemangku kebijakan di Gorontalo Utara: mari kita sudahi kegaduhan ini. Mari kita kembalikan fokus dan energi kritis kita pada tempatnya.
Mari kita berdebat tentang data, bukan caci maki. Mari kita berdiskusi tentang kebijakan, bukan tentang personal. Mari kita berpegangan tangan dan menyatukan kembali barisan demi satu tujuan: kebaikan dan kemajuan Gorontalo Utara.
Masa depan daerah ini terlalu berharga untuk dikorbankan demi drama politik jangka pendek.



