Gorontalo, mimoza.tv – Pemerintah Kabupaten Boalemo kembali menunjukkan komitmennya terhadap pembangunan berkelanjutan melalui kegiatan pencanangan penanaman bambu petung di Desa Kuala Lumpur, Kecamatan Paguyaman.
Kegiatan tersebut dihadiri sejumlah tokoh penting, di antaranya Bupati Boalemo Drs. Rum Pagau, Anggota DPR RI Dr. Rachmat Gobel, Wakil Bupati Lahmudin Hambali, Wali Kota Sukabumi Ayep Zaki, Wakil Ketua DPRD Provinsi Gorontalo, serta jajaran Forkopimda dan pejabat terkait lainnya.
Langkah ini bukan sekadar simbol penghijauan, tetapi juga upaya strategis untuk membangun ekosistem hijau yang mampu menopang kesejahteraan jangka panjang masyarakat Boalemo.
Mengenal Bambu Petung, Si Raksasa Hijau dari Tropis
Tanaman yang ditanam Rachmat Gobel dan Rum Pagau itu dikenal dengan nama bambu petung (Dendrocalamus asper), salah satu jenis bambu berukuran besar yang banyak tumbuh di kawasan tropis Indonesia.
Batangnya kuat dan tebal, berdiameter bisa mencapai 20 sentimeter, dengan tinggi hingga 25 meter.
Bambu petung sering disebut “raksasa hijau” karena daya tahannya yang luar biasa. Selain sebagai bahan konstruksi bangunan, perabot rumah tangga, dan alat musik tradisional, bambu ini juga menjadi bahan baku produk modern seperti bamboo laminated board, bamboo charcoal, hingga serat bambu ramah lingkungan untuk industri tekstil.
Manfaat Ekologis: Dari Penahan Erosi hingga Penyerap Karbon
Lebih dari sekadar tanaman ekonomi, bambu petung memainkan peran penting dalam menjaga keseimbangan alam.
Sistem perakarannya yang rapat mampu menahan erosi dan memperkuat struktur tanah, terutama di wilayah perbukitan dan bantaran sungai.
Daun dan tajuknya yang lebat juga membantu menyerap sinar ultraviolet (UV) dan menurunkan suhu udara, menciptakan iklim mikro yang lebih sejuk dan nyaman. Karena kemampuannya menghasilkan oksigen dalam jumlah besar, bambu petung dijuluki sebagai “paru-paru hijau” oleh banyak pemerhati lingkungan.
Tak kalah penting, bambu petung memiliki kemampuan menyerap karbon dioksida (CO₂) dalam jumlah besar.
Riset mencatat, satu hektare tanaman bambu mampu menyerap hingga 12 ton karbon per tahun, menjadikannya salah satu tanaman paling efektif dalam mitigasi perubahan iklim.
Menanam Harapan Baru di Boalemo
Bagi Boalemo, penanaman bambu petung bukan sekadar gerakan simbolik. Ia adalah investasi ekologis dan ekonomi jangka panjang.
Jika dikelola dengan baik, bambu petung bisa menjadi sumber bahan baku industri hijau, energi biomassa, hingga produk ekspor ramah lingkungan.
Dengan langkah kecil ini, Rachmat Gobel dan Rum Pagau sesungguhnya tengah menanam paru-paru masa depan Boalemo — yang tak hanya menghijaukan tanah, tapi juga menumbuhkan harapan baru bagi keseimbangan alam dan kesejahteraan rakyat.
