Gorontalo, mimoza.tv – Lelang proyek pekerjaan di Bandara Djalaludin dikeluhkan sejumlah kontraktor lokal, yang merasa dianaktirikan. Pasalnya, menurut mereka lelang proyek tersebut tidak transparan alias “Proyek Siluman”. Karena yang ditampilkan di laman website Lembaga Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) tidak secara detail menyebutkan lokasi daerah pekerjaan, bahkan ada paket yang tidak dipampang di laman LPSE namun sudah ada pemenangnya.
Hal ini diungkapkan oleh Anton, salah satu kontraktor yang ikut mengeluhkan sistem lelang di Bandara Djalaludin. Ia mengatakan dari data yang ada di LPSE, panitia tidak mencantumkan spesifikasi daerah proyek tersebut. Ia mencontohkan, yang ditampilkan di laman LPSE hanya pekerjaan pembuatan pagar dan drainase bandara, namun tidak secara mendetail mencantumkan bahwa poryek tersebut berada di Gorontalo.
“Ini kan aneh dan patut dipertanyakan, seolah-olah proyek tersebut disembunyikan dari kontraktor lokal. Dan yang lebih aneh lagi, pemenang sejumlah proyek di Bandara terinformasi hanya satu orang. Sehingganya patut dicurigai adanya permainan dan kongkalikong dalam pengadaan proyek ini,” kata Anton.
Dirinya juga menambahkan dari 3 item proyek, yang ada hanya drainase dan pagar, sedangkan untuk perumahan hingga kini belum ditemukan datanya di laman LPSE. “Dari 3 item proyek, hanya drainase dan pagar yang ada di LPSE, sedangkan untuk perumahan itu sudah ada pemenangnya tapi tidak muncul di laman LPSE,” tambahnya.
Saat dikonfirmasi terkait hal ini, Kepala Bandara Djalaludin Gorontalo, Power Silaholo mengakui bahwa semua proyek pekerjaan di Bandara Djalaludin semuanya sudah diumumkan secara online di laman LPSE, sudah dilelang dan sudah ada pemenangnya. “Untuk pengumuman proyeknya secara online saya lupa kapan, yang lebih tahu detailnya pihak panitia lelang,” ungkap Power.
Power yang juga menjabat sebagai Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) membantah jika ada “proyek siluman” di bandara Gorontalo. “Kalau pemenangnya sudah ada namun tidak melalui proses tayang online, itu sama saja bunuh diri kita. Namun jika bisa dibuktikan bahwa ada permaianan dalam tender proyek ini, akan segera saya tindaki,” tegas Power.
Hal senada juga disampaikan oleh anggota panitia pengadaan proyek, Rahmat dan Anton Bauna, yang diwawancara terpisah. “Kalau sampai benar ada proyek siluman disini (bandara), itu sama dengan bunuh diri, jadi tidak mungkin,” kata Rahmat.
Namun sayang, keduanya tidak bisa memperlihatkan bukti dokumen rangkaian proses lelang proyek-proyek tersebut. Baik Rahmat maupun Anton hanya mengarahkan untuk melihat langsung di website LPSE. “Semua ada disitu (LPSE), semua bisa lihat langsung proyek apa saja yang akan dikerjakan tahun ini di Bandara Djalaludin,” tutupnya. (idj)