Gorontalo, mimoza.tv – Tim penyelam kembali menyisir laut di sekitar lokasi jatuhnya pesawat Lion Air yang membawa 189 penumpang pada Rabu (31/10/2018), setelah menerima sinyal yang dipercayai dapat mengungkapkan lokasi pesawat di perairan timur Jakarta.
Staf darat kehilangan kontak dengan penerbangan JT610 maskapai Lion Air Indonesia, 13 menit setelah Boeing 737 MAX 8 lepas landas menuju Pangkal Pinang pada Senin pagi (29/10).
Hadi Tjahjanto selaku Panglima TNI mengatakan, yakin pesawat tersebut telah ditemukan dan petugas Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) juga menyatakan akan dikirimkan penyelam untuk mengkonfirmasi sinyal “ping” yang ditangkap oleh tim pencari dan penyelamat pada Selasa malam.
“Kami percaya bahwa kami telah menemukan bagian dari pesawat JT610,” kata Hadi Tjahjanto,
Dirinya juga menambahkan bahwa tim pencari memiliki koordinat lokasi, namun saat ini sedang dipastikan bahwa sinyal tersebut berasal dari pesawat.
Indonesia telah mengerahkan “pencari jejak” dalam pencarian kotak hitam pesawat, karena perekam suara kokpit dan perekam data penerbangan diketahui masih berada di sekitar lokasi kecelakaan.
“Kemarin sore, tim telah menangkap suara ‘ping’ di sekitar lokasi pada kedalaman 35 meter, dan pagi ini, pukul 05.00 WIB, tim telah kembali untuk menyelam di sekitar lokasi,” kata Haryo Satmiko, wakil kepala KNKT.
Meskipun sekarang hampir pasti bahwa semua penumpang di pesawat tersebut tewas dan keluarga korban sudah mulai putus asa dalam menemukan sisa-sisa jenazah, dimana sejauh ini hanya serpihan pesawat dan potongan anggota tubuh yang berhasil ditemukan.
“Saya senantiasa berdoa dan berharap akan terjadi keajaiban, walaupun secara logika, pesawat telah tenggelam di lautan,” kata Toni Priyono Adhi, salah satu keluarga korban. “Namun sebagai orang tua, saya menginginkan sebuah keajaiban.”
Puluhan anggota keluarga korban berkumpul di sebuah rumah sakit polisi di mana kantong-kantong jenazah telah dibawa untuk identifikasi korban oleh ahli forensik, dengan cara seperti pengambilan sampel air liur dan tes DNA.
Tim penyelam telah berupaya mencari kotak hitam untuk mempelajari mengapa pesawat yang baru saja lepas landas dapat mengalami kecelakaan.
Upaya pencarian diperluas dari 10 mil menjadi 15 mil laut di sekitar lokasi pesawat kehilangan kontak, jelas petugas Basarnas.
Sudah sekitar 60 penyelam dan 35 kapal diturunkan ke laut yang sedikit bergelombang dalam pencarian ini pada Selasa, kata seorang saksi.
Hanya puing-puing, barang-barang pribadi yang termasuk di dalamnya 52 kartu identitas dan paspor, dan bagian tubuh yang ditemukan di lepas pantai kabupaten Karawang sebelah timur Jakarta.
Presiden Joko Widodo mengunjungi pelabuhan Jakarta untuk memeriksa tumpukan puing yang berada di atas terpal, dari kursi yang telah hancur hinga seragam pramugari dan tas serta sepatu.
Para penyelidik mencari tahu mengapa pilot pesawat yang jatuh tersebut meminta untuk kembali ke bandara tidak lama setelah lepas landas, sebuah permohonan yang telah dipenuhi oleh petugas pengontrol lalu-lintas udara, meskipun pesawat kemudian jatuh.
Pejabat dari KNKT mengatakan pesawat tersebut mengalami masalah teknis pada hari sebelumnya, dari kota Denpasar, termasuk masalah “kecepatan pesawat berubah-ubah.”
Kecelakaan ini adalah yang pertama dilaporkan yang melibatkan penjualan Boeing 737 MAX yang dijual luas, yang sudah diperbahrui dan lebih efisien bahan bakar.
Maskapai akan bertemu dengan tim dari Boeing pada Rabu untuk membahas nasib yang dialami oleh pesawat 737 MAX 8.
“Kami punya banyak pertanyaan untuk mereka, apalagi ini adalah pesawat baru,” kata Direktur Lion Air, Daniel Putut.(vs/ww/luk)
Berita ini sudah tayang di https://www.voaindonesia.com/