Gorontalo, mimoza.tv – Operasi penyelamatan dan pencarian korban pesawat Lion Air JT610 yang jatuh di Karawang, Jawa Barat, terus ditingkatkan dengan mengerahkan regu penyelam dan sejumlah alat pendeteksi bawah laut.
Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) mengerahkan empat alat pendeteksi bawah laut berteknologi sonar ke lokasi puing-puing pesawat yang ditemukan sehari sebelumnya di lepas pantai Karawang, Jawa Barat, Reuters melaporkan, Selasa (30/10). Sebanyak 15 kapal juga sedang mencari sekitar lokasi kecelakaan.
“Mudah-mudahan pagi ini kami dapat menemukan reruntuhan atau atau badan pesawat,” kata Kepala Komite Nasional Keselamatan Transportasi KNKT Soerjanto Tjahjono. Dia menambahkan alat pendeteksi bawah laut dikerahkan untuk menemukan bagian utama pesawat.
Rekaman percakapan di kokpit dan rekaman data penerbangan, yang menjadi kunci menguak penyebab kecelakaan, masih belum ditemukan.
Pesawat Lion Air JT610 sedang membawa 189, termasuk 181 penumpang ketika hilang kontak dengan pada Senin pagi (29/10/2018), dan jatuh 13 menit setelah lepas landas dari Bandara Soekarno-Hatta di Jakarta.
Sebelumnya, Yusuf Latif, juru bicara Basarnas, mengatakan kemungkinan tidak ada penumpang yang selamat.
Setelah pencarian dihentikan semalam, para penyelam melanjutkan pencarian di perairan dengan kedalaman 30-35 meter, Selasa pagi. Meski penyelaman dihentikan tadi malam, kapal-kapal dengan pendeteksi sonar dan drone bawah laut terus bekerja mencari badan pesawat. Dikhawatirkan, para korban masih terjebak di badan pesawat.
Dalam pencarian hari ini, puluhan penyelam yang ikut upaya pencarian kembali menemukan potongan-potongan tubuh manusia yang kemudian dimasukkan dalam sepuluh kantong jenazah, kata Muhammad Syaugi, kepala Basarnas.
Kata Syauqi, bagian-bagian tubuh itu dibawa ke RS Polri Jakarta untuk proses identifikasi dan tes DNA. Diantara potongan tubuh yang ditemukan, para penyelam juga menemukan potongan tubuh bayi, kata Wakapolri Ari Dono Sukmanto, seperti dilansir AFP.
Di RS Polri tampak kerabat para korban menunggu proses identifikasi. Diantaranya, Hari Setiyono, yang menantunya terbang dengan pesawat nahas itu.
“Anak saya kehilangan suami, cucu saya tidak punya ayah lagi,” kata Setiyono kepada AFP.
Regu penyelam juga berhasil mengumpulkan puing-puing dan dimasukkan ke dalam empat belas tas. Beberapa barang barang penumpang seperti, sepatu, pakaian dan dompet juga termasuk dalam sejumlah barang yang ditemukan.(vp/ft/luk)
Berita ini sebelumya sudah tayang di https://www.voaindonesia.com/