KOTA GORONTALO, mimoza.tv – Di tengah derasnya arus budaya modern, Pemerintah Kota Gorontalo mencoba menyalakan kembali semangat seni tradisional yang mulai meredup. Melalui Workshop Seni Budaya Gorontalo, dua warisan yang hampir terlupakan, musik koko’o dan tarian tradisional Gorontalo, kembali diperkenalkan kepada generasi muda.
Kegiatan yang digagas Dinas Pariwisata, Kepemudaan, dan Olahraga (Disparpora) ini dibuka langsung oleh Wali Kota Gorontalo, Adhan Dambea, di salah satu hotel di kawasan pusat kota.
Tidak sekadar seremoni, kegiatan ini menghadirkan para pelaku seni, budayawan, dan pegiat komunitas yang selama ini konsisten menjaga tradisi.
Dalam sambutannya, Adhan mengingatkan bahwa seni tradisional bukan sekadar hiburan masa lalu, melainkan identitas daerah yang membentuk karakter masyarakat Gorontalo. Ia menyesalkan semakin jarangnya penampilan dana-dana asli di tengah kehidupan kota.
“Kalau generasi muda tidak mengenal musik dan tarian daerahnya sendiri, maka lambat laun akar budaya kita akan hilang. Musik koko’o dan tarian Gorontalo harus tetap hidup, karena di sanalah ruh kebersamaan dan religiusitas orang Gorontalo,” tutur Adhan.
Pembukaan workshop ditandai dengan pemukulan alat musik polopalo, simbol semangat baru dalam merawat seni tradisi.
Melalui pelatihan ini, peserta diajak tidak hanya belajar memainkan musik atau menari, tetapi juga memahami nilai filosofi di balik setiap gerak dan bunyi.
Bagi pemerintah kota, pelestarian budaya bukan sekadar agenda seremonial tahunan, melainkan bentuk tanggung jawab moral untuk memastikan generasi berikutnya tetap mengenal akar budayanya.
Adhan berharap kegiatan seperti ini dapat berlanjut di tingkat komunitas dan sekolah, agar kesenian tradisional Gorontalo kembali menjadi bagian dari kehidupan masyarakat, bukan sekadar tontonan sesekali.
Penulis : M. Ahmad



