Pohuwato, mimoza.tv – Suasana kawasan wisata Pohon Cinta di Kabupaten Pohuwato berubah semarak, Jumat (1/8/2025). Ribuan warga tumpah ruah meramaikan pembukaan Festival Pesona Pohon Cinta (FPPC) 2025, ajang tahunan yang kini tak hanya menjadi panggung budaya, tapi juga momentum penting dalam mendorong digitalisasi ekonomi daerah.
Yang berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, FPPC kali ini dibuka dengan peluncuran Kawasan Transaksi Non Tunai. Tak tanggung-tanggung, pencanangan ini langsung dilakukan oleh Gubernur Gorontalo Gusnar Ismail, Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Gorontalo Bambang Satya Permana, dan Wakil Bupati Pohuwato Iwan S. Adam.
“Dulo ito mo make QRIS, untuk ekonomi Pohuwato yang semakin maju!” seru Bambang di hadapan peserta jalan sehat yang memadati kawasan Pohon Cinta sejak pagi.
Seruan ini bukan tanpa alasan. Di tengah semangat Cinta, Bangga, dan Paham Rupiah, Bank Indonesia dan Pemkab Pohuwato menjadikan FPPC sebagai panggung edukasi sekaligus pembuktian nyata bahwa transaksi non tunai sudah jadi bagian dari gaya hidup masyarakat Pohuwato.
Menurut data BI, jumlah merchant QRIS di Pohuwato terus menunjukkan tren positif. Semester I-2025 tercatat 9.368 merchant aktif, naik dari 8.337 pada periode yang sama tahun lalu. Meski demikian, angka ini masih tergolong kecil jika dibandingkan total merchant QRIS se-Provinsi Gorontalo yang mencapai 132 ribu.
“Kami mengajak seluruh pelaku usaha, dari toko kelontong hingga UMKM kuliner, untuk bergabung jadi merchant QRIS. Ini bukan soal ikut tren, tapi bagian dari kesiapan ekonomi lokal menghadapi era digital,” ungkap Bambang.
Di balik semarak FPPC yang dikenal lewat parade seni budaya dan kuliner lokal, terselip misi serius: mendorong percepatan Elektronifikasi Transaksi Pemerintah Daerah (ETPD) melalui Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah (TP2DD) Pohuwato.
Pencanangan kawasan non tunai bukan sekadar simbol. Pemkab dan BI menargetkan peningkatan volume transaksi digital di kalangan masyarakat sebagai indikator keberhasilan program ini.
Festival FPPC 2025 akan berlangsung hingga 3 Agustus, menampilkan berbagai pertunjukan seni, bazar UMKM, hingga edukasi interaktif tentang Rupiah dan manfaat transaksi digital. QRIS tak lagi jadi hal asing, tapi mulai menjadi bagian dari ritme hidup harian warga Pohuwato.
Dengan semangat “Satu QRIS untuk Semua”, digitalisasi bukan lagi soal teknologi semata, tapi bagaimana teknologi hadir mendekatkan layanan, mempercepat usaha kecil, dan tentu saja, memperkuat ekonomi daerah dari akar rumput. (rls/luk)