Gorontalo, mimoza.tv – Indonesia sebagai negara urutan ke 5 terbanyak pengguna internet di dunia ternyata juga menjadi ladang subur tumbuhnya hoax atau berita bohong. Hal ini dikarenakan tidak seimbangnya jumlah pengguna internet dengan literasi. Data di berbagai sumber menyebut, sebanyak 54 persen dari 171,17 juta jiwa penduduk kita yang terhubung dengan internet, minim literasi. Bahkan lebih ironis lagi, media juga ambil bagian dalam menyebarkan berita bohong tersebut.
Berangkat dari hal itu, Google News Initiative and Internews bekerja sama dengan Aliansi Jurnalis independen (AJI) Indonesia mengadakan pelatihan Google News Initiative Training Network, Sabtu – Minggu (13 -14/7/2019)
Dua trainer bersertifikat Google, Ronny Buol dan Budi Nurgiato dalam pemaparannya mengungkapkan, kegiatan ini digelar sebagai upaya untuk menangkal berita hoax yang tumbuh subur di Indonesia.
“Di era teknologi informasi yang kian pesat ini, kerja-kerja wartawan diharapkan tidak lagi hanya sekedar menulis berita saja. Tetapi harus mampu memberikan edukasi ke pada masyarakat. Wartawan harus mampu menyaring dan memverifikasi informasi,” kata Ronny dalam pelatihan tersebut.
Tantangan wartawan kedepan juga kata Ronny, tidak sekedar menangkal hoax saja. Wartawan juga harus mampu melahirkan karya-karya jurnalistik yang sehat dan jauh dari hoax.
“Wartawan harus ada di garis depan menangkal segala berita bohong. Lewat karya jurnalistiknya memberikan pemahaman dan edukasi kepada masyarakat,” jelas Ronny.
Pada kesempatan yang sama juga Budi Nurgiantoro mengungkapkan, selama kegiatan Google News Initiative Training Network ini, ke 27 wartawan di Provinsi Gorontalo akan diajarkan berbagai macam perangkat, dan bagaimana memverifikasi informasi dalam bentuk teks digital, gambar, video yang bertebaran di jagad maya.
“Peserta pelatihan kita berikan pengetahuan hingga teknik melakukan cek fakta dengan berbagai peralatan seperti Google Map, Goggle Searc Image, dan perangkat lainnya,” kata Budi.
Selain diberikan materi, kata Budi, peserta juga diajak untuk praktek simulasi.
Sementara itu Ketua AJI Kota Gorontalo, Andri Arnol berharap ilmu ‘Kanuragan’ yang di sampaikan oleh dua instruktur Google ini, bisa menjadi senjata ampuh agar tidak termakan hoax.
“Saya berharap dengan pelatihan yang digelar bisa meningkatkan kemampuan para jurnalis dalam memanfaatkan tools di Google terutama untuk melakukan verifikasi terhadap informasi atas beragam informasi yang terindikasi hoax, serta melakukan pengecekan kebenaran rumor yang beredar di dunia maya.,” tandas Andri.(luk)
Baca juga: Tangkal Hoax, 70 Anak Muda Gorontalo Dapat Pelatihan Dari Google