Gorontalo, mimoza.tv – Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo atau Jokowi menyampaikan, pentingnya upaya untuk menjaga konsumsi, termasuk jangan sampai ada yang mempersulit capita; inflow melalui investasi.
Hal itu diungkap Jokowi saat menghadiri Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI) 2022 yang mengangkat tema “Sinergi memperkuat ketahanan dan Kebangkitan Ekonomi” yang digelar di Jakarta dan dilakukan relay di 46 Kantor Perwakilan Dalam Negeri (KPwDN), termasuk Kantor perwakilan Bank Indonesia Provinsi Gorontalo, Rabu (30/11/2022).
Bahkan dirinya juga berkali-kali berpesan agar hati-hati di tahun 2023. Hal itu dikarenakan kondisi ekonomi global banyak diprediksi semakin gelap dan bahkan ancaman resesi yang semakin besar.
“Di tahun 2023 betul-betul kita harus hati-hati dan waspada. Saya set7uju kita harus optimis, tetapi harus tetap hati-hati dan waspada,” ucap Jokowi.
Dirinya mewanti-wanti tentang ekspor Indonesia yang bisa menurun di tahun depan karena terdampak kebijakan nol Covid-19 yang diterapkan di Cina, juga pelemahan ekonomi di berbagai negara maju yang otomatis akan menurunkan permintaan dari tanah air.
Pada kesempatan itu Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo mengatakan, sinergi dan inovasi merupakan kunci dari prospek kinerja ekonomi Indonesia pada 2023 dan 2024 yang akan melanjutkan ketahanan dan kebangkitan ekonomi.
Kata dia, di tengah gejolak ekonomi global yang belum mereda, ekonomi Indonesia terus menunjukkan ketahanan dan prospek yang baik.
“Bank Indonesia memprakirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2023 tetap kuat pada kisaran 4,5-5,3 persen, dan akan terus meningkat menjadi 4,7-5,5 persen pada 2024 didukung oleh konsumsi swasta, investasi, dan tetap positifnya kinerja ekspor di tengah pertumbuhan ekonomi global yang melambat,” ucap Perry.
Kata dia, InflasiIndeks Harga Konsumen (IHK) diprakirakan menurun dan kembali ke dalam sasaran 3,0±1 persen pada 2023 dan 2,5±1 persen pada 2024, dengan inflasi inti akan kembali lebih awal pada paruh pertama 2023.
Pada PTBI di Provinsi Gorontalo, Plt Kepala Perwakilan Bank Indonesia, Miftahul Huda menjelaskan, pemulihan ekonomi Gorontalo terus mengalami akselerasi. Hingga triwulan III 2022 kata Miftahul, pertumbuhan ekonomi Gorontalo telah tumbuh mencapai 4,07 persen (c-t-c)1.
“Pertumbuhan tersebut lebih tinggi dari pada pertumbuhan kumulatif triwulan III 2021 sebesar 1,47 persen (c-t-c), bahkan lebih tinggi dari pada capaian sepanjang tahun 2021 sebesar 2,41 persen (yoy). Membaiknya pertumbuhan ekonomi hingga triwulan III 2022 seiring pemulihan pada lapangan usaha utama seperti pertanian, perdagangan besar dan eceran, LU konstruksi, dan transportasi pada sisi penawaran,” kata Miftahul.
Mengenai Inflasi, lanjut dia, Provinsi Gorontalo patut berbangga karena inflasi tahunan mencapai 5,08 persen (yoy), lebih rendah dari capaian nasional dan kawasan Sulampua (Sulawesi, Maluku, dan Papua). Inflasi tahunan Gorontalo pada bulan Oktober 2022 bahkan juga termasuk lima terendah di tingkat nasional.
“Prestasi ini tentunya berkat sinergi dan inovasi antara Pemerintah Daerah dan BI Gorontalo dalam program Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan atau GNPIP yang dilakukanoleh TPID Provinsi, Kabupaten, dan Kota. Dari data yang kami peroleh dari TPID di Gorontalo, hingga November ini telah terdapat 170 ribu bibit cabai yang disalurkan ke berbagai elemen masyarakat. Berbagai program bazar pangan murah juga rutin dilaksanakan. Dengan berbagai kegiatan pengendalian inflasi tersebut, Gorontalo siap dalam mengendalikan inflasi Nataru 2022,” tutup Miftahul.
Pada kegiatan itu juga BI Gorontalo memberikan apresiasi kepada seluruh stakeholders yang telah menunjukkan kinerja terbaiknya
Pewarta : Lukman.