Gorontalo, mimoza.tv – Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Gorontalo mencatat bahawa komoditas cabai rawit menjadi penyumbang utama terjadinya inflasi di Kota Gorontalo pada Desember 2023. Hal itu dikatakan oleh Kepala BPS Provinsi Gorontalo, Mukhamad Mukhanif saat merisil fenomena ekonomi di Gorontalo, Selasa (2/1/2024).
Mukhanif menjelaskan, cabai rawit menduduki peringkat tertinggi dari 10 komoditas yang memberi andil inflasi pada Desember 2023. Cabai rawit memberi andil sebesar 0,74, disusul tomat sebesar 0,18, angkutan udara sebanyak 0,07, dan nasi dengan lauk sebesar 0,07.
“Tingkat inflasi month to month pada Desember 2023 sebesar 1,32 persen dan tingkat inflasi year to date (ytd) sebesar 3,88 persen. Sumbangan utamanya dari cabai rawit. Sebenarnya pola ini umum dan bukan hanya Gorontaklo saja, tetapi juga provinsi lainnya juga cabai arawit. Jadi masalah cabai rawit ini bukan hanya di daerah ini saja, tetapi secara nasional,” ucap Mukhanif.
Menurut Mukhanif, Provinsi Gorontalo ini agak unik. Selain terkenal sebagai produsen dan produk unggulannya adalah cabai rawit, permintaan dari luar daerah akan komoditas tersebut sangat tinggi.
“Makanya jadi pemicu utama terjadinya inflasi,” cetusnya.
Diketahui, Desember 2023 Kota Gorontalo mengalami inflasi year on year (yoy) sebesar 3,88 persen, atau terjadi kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 112,64 pada Desember 2022 menjadi 117,01 pada Desember 2023.
Inflasi yoy Kota Gorontalo terjadi karena adanya kenaikan indeks pada 10 kelompok pengeluaran dan penurunan pada 1 kelompok pengeluaran. Kelompok pengeluaran yang mengalami kenaikan indeks yaitu kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 8,37 persen, kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 1,60 persen; kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 3,36 persen; kelompok kesehatan sebesar 3,14 persen; kelompok transportasi sebesar 1,52 persen; kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,07 persen; kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 7,76 persen; kelompok pendidikan sebesar 0,83 persen; kelompok penyedia makanan dan minuman/restoran sebesar 4,99 persen; dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 5,09 persen. Kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan indeks yaitu kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,25 persen.
Peliput : Lukman.