Kab.Gorontalo, mimoza.tv – Saat itu waktu menunjukan pukul 17.00 wita, saat ditemui Agus pakaya (47) warga yang berprofesi sebagai pemulung ini ditemui tengah beraktifitas dirumahnya yang ada di Desa Ilotidea, Kecamatan Tilango Kabupaten Gorotnalo. Ia bersama sang istri Habira Tune (38), selama kurang lebih 8 tahun lamanya bersama kedua buah hati mereka, tinggal di gubuk.
Kini keluarga Agus pakaya, hanya bisa bersabar dan berharap agar bisa mendapatkan bantuan rumah dari pihak pemerintah. Meski telah berulang kali dijanjikan, akan tetapi hingga kini mereka pun belum bisa menikmati rumah yang layak untuk ditempati, dalam menjani kehidupan sehari-harinya.
Sangat memprihatinkan, rumah yang mereka tempati ini, hanya terbuat dari dinding anyaman bambu (pitate) yang memiliki banyak lubang. Bahkan dalam rumah tersebut hanya terdapat satu ruangan, yang menjadi tempat beristirahat, menerima tamu, serta kebutuhan lainnya. Jika pada malam harinya, keluarga mereka ini tidur beralaskan tikar ditanah.
Saat diwawancarai, Agus Pakaya menceritakan, saat ini dirinya tak tahu harus berbuat apa. Untuk kebutuhan sehari-harinya saja, mereka hanya berharap pendapatan dari hasil barang bekas yang dikumpulkan yang kemudian dijual kembali. Sehingga untuk membangun sebuah rumah yang layak untuk dihuni sangat berat baginya.
“Pendapatan saya perhari paling tinggi 100 ribu rupiah, dan paling sedikit sekitar 50 ribu rupiah. Tapi ini sangat jarang sekali, belum lagi untuk ongkos anak ke sekolah, jelas pendapatan saya belum cukup,” ujar Agus.
Agus juga menambahkan, melihat kondisi rumah mereka yang sudah cukup parah, ia berinisiatif membuat satu ruangan untuk ruang keluarga yang sekaligus dijadikan untuk tempat mereka beristirahat. Pasalnya jika mengharapkan bantuan, ini terasa sulit baginya.
“Bahkan untuk membangun tempat tidur saya harus jual sepeda motor, padahal sepeda motor tersebut sangat berguna untuk membantu saya mencari barang bekas. Dan saya berharap mudah-mudahan ini mendapatkan perhatian dari pemerintah dan mau memberikan saya bantuan rumah layak huni meski hanya kecil, asal nyaman buat kami tempati,” pungkasnya. (fpr)