Gorontalo, mimoza.tv – Diberlakukannnya kelanjutan dari kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 3 di Gorontalo, membuat sejumlah warga, terutama mereka yang dari luar dan hendak masuk wilayah Gorontalo merasa kesal dengan aturan tersebut.
Seperti penuturan Nancy, warga dari Kota Manado, Provinsi Sulawesi Utara yang dicegat petugas di pos perbatasan di Kecamatan Atinggola, Kabupaten Gorontalo Utara.
Dihadapan petugas Nancy men mengaku belum di vaksinasi lantaran ada masalah kesehatan yang dialaminya.
“Di pos pemeriksaan saya ditanya apakah sudah di vaksin atau belum. Saya jawab belum lantaran ada masalah kesehatan. Kalau tau begini, tidak perlu sampai di perbatasan Gorontalo, masih di Amurang, Minahasa Selatan, saya sudah balik. Aktifitas saya ini memang lebih banyak bolak balik Manado Gorontalo. Ini lantaran keluarga saya banyak disini. Toh kalau mau saya harus vaksin, di pos sendiri tidak ada fasilitas vaksinasi,” tutur Nancy. tidak tau jika ada aturan seperti ini ketika masuk Gorontalo.
Dirinya berharap aturan dalam penanggulangan COVID-19 ini jangan sampai membebani dan membelenggu aktivitas masyarakat.
Pernyataan serupa juga diungkapkan Maryam. Penumpang bus dari Manado ke Gorontalo ini juga merasa bingung dengan sejumlah aturan dalam pemberlakuan PPKM.
Disatu sisi kata Maryam, dirinya mendapat informasi dari sosial media bahwa Kementerian kesehatan memastikan bahwa sertifikat vaksin bukan menjadi syarat administrasi apapun. Namun kenyataannya dilapangan berbeda.
“Ini kan lucu dan membingungkan. Jadi mana yang kita percaya. Kalau syarat masuk Gorontalo harus sudah di vaksin, tapi kan tidak ada yang bisa menjamin bahwa orang yang sudah di vaksin itu juga bisa saja tertular COVID. Kalau mau tutup jalan, ya tutup semuanya. Tidak terkecuali mereka yang sudah di vaksin,” imbuhnya.
Dirinya merasa khawatir, jangan sampai bukan wabah COVID ini yang membuat jatuh sakit, tapi justeru kebijakan, aturan dan penanganganannya yang membuat sakit dan menderita.
“Coba pikir saja, sudah sejauh ini perjalanan ke Gorontalo terus mau disuruh balik lagi gara-gara belum di vaksin dan suhu tubuh diatas 37 derajat. Kan Cuma bikin stress, bikin imun turun dan menguras isi kantong,” tutur Maryam dengan nada kesal.
Terpisah, Muliani Habibi, salah satu aparat gabungan yang bertugas di pos perbatasan, Kecamata Atinggola, Kabupaten Gorontalo Utara, mengungkapkan, dalam melaksanakan kebijakan terkait pencegahan virus Corona tersebut pihaknya tetap humanis dan menerapkan protokol kesehatan.
“Bagaimanapun mereka ini kan masyarakat. Kita juga ketika sudah tidak berdinas lagi akan sama seperti mereka. Maka dalam menjalankan kebijakan ini kita tetap humanis. Kita paham dengan kondisi mereka seharian di perjalanan bisa cepat stress. Untuk menghindari itu dan jangan sampai cekcok mulut, kita harus humanis. Nada bicara harus pelan, tegas dalam menyampaikan,” kata Muliani.
Kepada warga masyarakat, terutama bagi yang dalam melakukan perjalanan, dirinya menghimbau untuk menaati aturan serta senantiasa menjalankan protokol kesehatan.(luk)