Gorontalo. mimoza.tv – Membahas kondisi kelistrikan Desa di Provinsi Gorontalo, Komisi II DPRD Provinsi Gorontalo mengadakan rapat dengar pendapat bersama Unit Pelaksanan Pelayanan Pelanggan (UPPP) Dinas PNM, ESDM dan Transmigirasi.
Rapat yang digelar di ruang Inogaluma DPRD Provinsi Gorontalo, Senin (28/10/2019) tersebut membahas beberapa gambaran kondisi sistem kelistrikan di Gorontalo sampai saat ini, termasuk kendala dan permasalahan yang dihadapi oleh PLN dalam mendistribusikan listrik di provinsi ini hingga pelayanannya, terutama listrik perdesaan.
Kepada wartawan mimoza.tv, Yeyen Saptiani Sidiki selaku anggota Komisi II DPRD Provinsi Gorontalo mengatakan, tahun 2019 ini Provinsi Gorontalo mendapatkan jatah pemasangan listrik sebanya 6000. Dari jatah ini dimana sebelumnya pada bulan Juli 2019 ada sekitar 4760 yang sudah siap pasang.
“Jadi selisih angkanya ini yang akan kita tambahkan pada jatah tersebut. Ini dialokasikan untuk warga yang miskin, dalam hal ini yang tercatat di BDT,” kata Yeyen.
Lanjut dia, hal yang terungkap juga dalam rapat tersebut, ternyata yang 6000 calon pemasang ini, belum tersalurkan dan progresnya belum ada. Sehingga itu diwaktu yang tersisa dua bulan ini, pihaknya terus mendorong, baik PLN maupun ESDM untuk segera melakukan upaya yang progresif, agar pemasangan listrik yang 6000 ini segera dilakukan.
“Kendalanya sebenarnya hanya sepele. Dari PLN sendiri menunggu siapa yang akan menandatangani penerimaan program tersebut,” ujar Yeyen.
Poin penting lainnya kata dia adalah soal kendala teknis keterlambatan listrik masuk di Kecamatan Pinogu.
“Ada sebagian akses yang masuk dalam kawasan hutan lindung, dan hal ini menjadi kendala teknis sehingga listrik itu tidak bisa segera terpasang. Namun saya berharap ada solusinya, sehingga mungkin di tahun depan sudah bisa masuk ke sana,” ujar Yeyen saat diwawancarai.
Sementara untuk ijin kawasan hutan lindung, politisi Golkar ini mengungkapkan, pihaknya akan mengupayakannya dengan pihak berkompeten dalam hal tersebut. Ini menurutnya agar tidak ada tumpang tindih.
“Saya pribadi terus mendorong agar seluruh aspirasi masyarakat. Saya katakan dalam kesempatan itu, tolong Pinogu ini lebih diperhatikan,” jelas Aleg dua periode ini.
Begitu pun dengan permasalahan komponen listrik tenaga surya di Kecamatan Pinogu yang saat ini kondisi baterei-nya sudah rusak. Yeyen juga menjelaskan, hal itu dikarenakan karena kelebihan tidak melengkapi kapasitasnya.
“Ini juga kita upayakan terus, kita perjuangkan terus. Namun intinya apa yang disampaikan oleh pihak PLN, memang kapasitasnya itu sudah melebihi jumlah yang terpasang disana, sehingga mengakibatkan listrik mati,” kata dia.
Dirinya juga mengaku, untuk kebutuhan listrik di Desa Pinogu itu, sejak bulan April 2018 terus ia perjuangkan. Namun hingga saat ini realisasinya belum terlalu nampak, sehingga mengharapkan kepada Instansi terkait, agar secepatnya merealisasikannya.(mar/luk)