Gorontalo, mimoza.tv – Hujan deras yang mengguyur wilayah Kabupaten Mandailing Natal, Sumatera Utara (Sumut), sejak Rabu (7/11) pukul 15.00 WIB hingga malam hari mengakibatkan banjir yan gmerendam 13 kecamatan di daerah tersebut. Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Mandailing Natal, M Yasir mengatakan banjir mengakibatkan 77 rumah di daerah bantaran sungai hanyut.
“Peristiwa mulai hari Rabu pukul 15.00 WIB, kondisi saat itu curah hujan tinggi sampai malam hari.Sebelumnya kita sudah memberikan peringatan dini kepada masyarakat, sesuai dengan laporan dari BMKG (Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika), memang pada saat ini sampai Desember curah hujan di Sumatera Utara, khususnya Kabupaten Mandailing Natal masih begitu tinggi. Yang hanyut, keseluruhan sekitar 77 rumah, 46 rumah di Kecamatan Lingga Bayu, dan 31 di Kecamatan Batang Natal. Ada 13 kecamatan terimbas secara keseluruhan,” kata Yasir kepada VOA, Kamis (8/11).
Yasir menambahkan, selain menyebabkan 77 rumah hanyut karena banjir, beberapa titik di wilayah Kabupaten Mandailing Natal juga diterjang longsor. Akibatnya, salah seorang warga Desa Sibinail, Kecamatan Muara Sipongi bernama Hafiz (31) menjadi korban. Saat ini jasadnya sudah ditemukan dan dievakuasi.
“Ada satu rumah tertimbun mengakibatkan satu korban, laki-laki umur 31 tahun. Korban tewas bukan akibat tertimpa longsor,” sebutnya.
Selain menghayutkan rumah warga dan mengakibatkan longsor,banjir juga membuat jalan lintas Sumatera yang menghubungkan Sumatera Utara dengan Sumatera Barat terputus. Tepatnya di Kecamatan Kotanopan. Badan jalan yang terkena abrasi sungai Batang Gadis amblas sehingga menyebabkan jalan terputus.
Saat ini kondisi banjir di Kabupaten Mandailing Natal berangsur surut. Namun, curah hujan yang tinggi masih menjadi ancaman masyarakat di wilayah tepi sungai. Untuk itu BPBD Mandailing Natal mengimbau agar masyarakat tetap waspada dan siaga terhadap bencana.
“Jauh sebelumnya berkat upaya peringatan dini yang kita laksanakan, alhamdulillah korban tidak sampai begitu banyak karena kita terus menerima prakiraan cuaca dari BMKG. Lalu, diteruskan ke pemerintah kecamatan agar disampaikan ke tingkat desa dan masyarakat untuk lebih waspada mengingat curah hujan di Kabupaten Mandailing Natal masih sangat tinggi,” jelas Yasir.
Berdasarkan analisis BMKG Wilayah I Medan, hujan dengan intensitas tinggi terjadi sejak Selasa (6/11). BMKG melansir peringatan dini cuaca ekstrem berupa hujan dengan intensitas sedang hingga tinggi disertai angin kencang yang masih berpeluang terjadi di kawasan Mandailing Natal.
Wilayah terdampak dapat meluas ke kawasan lain di Pantai Barat Sumut, seperti Tapanuli Selatan, Tapanuli Tengah, Padang Lawas, dan Padang Lawas Utara. Kondisi ini dapat menyebar hingga ke kawasan pegunungan di Sumut seperti Humbang Hasundutan, Dairi, Pakpak Bharat, dan Karo.(Aa/lt/luk)